Vaksin DBD Kini Resmi di Indonesia
Rumah Vaksinasi baru-baru ini mengumumkan bahwa vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) telah resmi tersedia di Indonesia. Vaksin bernama Dengvaxia® buatan Sanofi Pasteur tersebut dikabarkan mampu menurunkan kegawatan penyakit DBD yang telah menjadi endemik di Indonesia. Vaksin ini bekerja dengan cara meminimalisir risiko DBD tipe 1 hingga 4 (jumlah total tipe DBD yang diketemukan hingga saat ini). Kabar tersebut dibenarkan oleh Dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, K-PTI, FINASIM, FACP dari Divisi Tropik dan Penyakit Infeksi-Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM. Erni menambahkan, “Namun, sebagaimana vaksin-vaksin yang ada, vaksin ini bukan bekerja 100 persen melindungi dari terkena DBD. Masih ada kemungkinan menjadi sakit dan ada gejala DBD seperti demam, kemerahan kulit, hingga mual dan muntah terjadi.
Keterangan resmi dari sanofipasteur.com menjelaskan bahwa vaksin tersebut terbukti aman dan cukup efektif menurunkan risiko jatuh ke fase kritis atau gejala DBD yang berat selama periode 4-6 hari. Dalam fase tersebut, dapat terjadi tekanan darah, syok, trombosit menurun drastis, hingga gangguan organ yang berisiko kematian. Hal itu dibuktikan dengan hasil uji klinis fase 3 yang telah dijalankan di 15 negara terhadap anak-anak di bawah usia 16 tahun. Hasil penelitian ini juga diterbitkan oleh New England Journal of Medicine edisi September 2015 dan Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) dari FKUI-RSCM menjadi salah satu tim peneliti dari Indonesia.
Lebih lanjut Dr. Erni menjelaskan bahwa efek terbaik penggunaan vaksin ini akan didapat ketika anak berusia lebih dari 9 tahun. “Di bawah usia tersebut, kejadian risiko fase kritis DBD tidak menunjukkan perbedaan antara diberi dan tidak diberikan vaksin. Sementara, untuk orang berusia di atas 16 tahun, belum dilakukan penelitian lebih lanjut.” Menurut Erni, belum dapat dijelaskan juga alasan mengapa usia 9 tahun adalah usia terbaik diberikannya vaksin DBD.
Banyak orang tua berharap bisa memberikan anaknya vaksin ini untuk mencegah ancaman DBD yang marak di musim hujan. Secara hitung-hitungan ekonomis, meski harga vaksin ini cukup mahal, para orang tua itu lebih bisa menghemat biaya rawat inap anak di rumah sakit apabila anak menderita DBD. (foto: dok. parenting)