Sekolah dengan PTM Terbatas Meningkat, 60% Terkendala Izin dari Pemda atau Satgas
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri (Kemdikbudristek, Kemendagri, Kemenag, dan Kemenkes), sekolah atau Pembelajaran Tatap Muka akan kembali digelar pada Tahun Ajaran Baru 2021 atau pada Juli 2021 setelah tenaga pendidikan mendapatkan vaksinasi. Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa bila sekolah daring berjalan terlalu lama, akan terjadi learning loss.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, hingga 14 Juni 2021, sudah ada 1,84 juta pendidik dan tenaga kependidikan yang mendapatkan vaksinasi. Jumlah ini artinya adalah 33% dari jumlah pendidik dan tenaga kependidikan nasional yakni 5,6 juta.
33,7% Sekolah yang Mengadakan PTM Terbatas pada Juni 2021
Data dari Kemdikbudristek, jumlah sekolah yang mengadakan PTM Terbatas terpantau meningkat sejak April 2021. Sudah ada 21,4% sekolah yang mengadakan PTM Terbatas pada April 2021. Jumlah ini terus meningkat menjadi 23,2% di bulan Mei.
Masih dari data yang sama, jumlah ini kemudian meningkat lebih dari sepuluh persen menjadi 33,7% di bulan April.
Kendala PTM
Dari survei terhadap 39.432 satuan pendidikan pada jenjang PAUD serta Pendidikan Dasar dan Menengah pada 14 Juni 2021 yang dilakukan oleh Kemdikbudristek, ada empat sumber kendala pelaksanaan PTM Terbatas, yakni 18% berasal dari belum tervaksinasinya tenaga pendidik di sekolah, 10% karena orang tua belum mengizinkan PTM terbatas, 12% karena alasan lainnya. Sementara, persentase kendala terbesar adalah belum adanya izin dari Pemda atau Satgas COVID-19 di wilayah setempat, yakni sebesar 60%.
Dr. Sonny Harry B Harmadi, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 dalam Instagram Live dengan Parenting Indonesia mengatakan bahwa kebijakan pembukaan sekolah atau PTM Terbatas ini masih terus dikaji. Sonny menggarisbawahi bahwa Satgas COVID-19 juga tetap mempertimbangkan zonasi risiko untuk memutuskan pembukaan sekolah. “Zona merah tidak boleh membuka sekolah. Hanya boleh daring. Bagi daerah dengan risiko rendah, ada dua pilihan (PTM atau daring),” ujarnya.
Menurut Sonny, masalah pembukaan sekolah memang tidak bisa disamaratakan secara nasional, lantaran kondisi antarwilayah yang terlalu beragam. Sonny mencontohkan siswa di zona hijau yang kesulitan akses internet malah akan kesulitan bila terus menerus diberlakukan sekolah daring.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jumeri, mengatakan sekolah tatap muka harus dilaksanakan secara dinamis dengan menyesuaikan penyebaran kasus COVID-19 di masing-masing daerah.
"Daerah-daerah yang sedang naik penyebaran COVID-19 diminta menghentikan belajar tatap muka,” ujar Jumeri dalam webinar Persiapan PTM Terbatas dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Lingkungan Satuan Pendidikan, Rabu (23/6/2021).
Hanya saja, jika angka positivity rate atau persentase jumlah kasus positif COVID-19 dengan membandingkan jumlah tes dengan orang yang positif telah turun maka sekolah wajib membuka kembali belajar tatap muka. "Tetapi dikembalikan kepada orang tua lagi," ujar Jumeri.
Baca juga:
IDAI Belum Merekomendasikan Sekolah Tatap Muka!
Sudah Bosan Belajar Daring, Tepatkah Anak-anak Sekolah Tatap Muka?
Bagaimana Protokol Kesehatan Uji Coba Sekolah Tatap Muka?
Ada Klaster Sekolah, Amankah Melepas Anak Sekolah Tatap Muka?
Pandemi Memengaruhi Kesehatan Mental Anak
2 Penyebab Utama Anak Stres di Masa Pandemi
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome #vaksin #vaksincovid19 #sinovac