Perkembangan Anak Usia Tanggung
Sebenarnya, anak usia 7 tahun berada di masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa praremaja. Di usia ini, ia sudah meninggalkan TK, di mana ia baru saja belajar suatu pengalaman baru, yakni masuk sekolah. Pada saat bersamaan, anak harus menyesuaikan diri sebagai anak yang usianya lebih besar daripada sebelumnya. Tak mengherankan kalau perilakunya juga seolah berada di masa transisi tahapan perkembangan. Banyak anak usia 7 tahun yang sudah bisa berkonsentrasi lebih lama dan lebih sabar. Ini karena anak usia ini memiliki rentang perhatian yang jauh lebih panjang dan sudah lebih bisa memusatkan perhatian pada berbagai aktivitas.
Bagaimana dengan keterampilannya? Ia memiliki keterampilan kognitif (berpikir) dan motorik yang jauh lebih baik. Jadi, si kecil bisa lebih mudah melakukan berbagai tugas sehari-hari. Ini berarti anak tidak akan cepat frustrasi saat melakukan tugas sekolah, ekstrakurikuler, dll.
Nah, usia 7 tahun memang masa di mana perkembangan anak masih seputar bagaimana ia belajar mengendalikan hal-hal yang membuatnya frustrasi dan mengatur dirinya sendiri. Selain itu, si kecil masih tetap bersemangat untuk mengeksplorasi berbagai batasan yang ada sekaligus mencari identitas dirinya. Yang pasti, ia sudah tahu, kok, bedanya antara benar dan salah. Nah, sesekali orang tua akan menghadapi berbagai masalah anak. Di antaranya adalah ia senang membantah. Keterampilan berbahasanya sudah lebih ‘canggih’, sehingga ia tak ragu-ragu untuk mengerahkan seluruh kosa kata yang ada. Bukan hanya itu. Ia akan mengekspresikan seluruh pikiran yang ada. Masalah lainnya adalah anak mungkin akan coba-coba berbohong.
Sesekali, anak juga akan merasa frustrasi bila tidak bisa mencapai prestasi tertentu atau menyelesaikan tugasnya dengan baik. Anak usia 7 tahun memang cenderung jadi prefeksionis. Selain itu, mood –nya bisa berubah-ubah seiring dengan berkembangnya rasa percaya diri dan saat ia menghadapi tekanan dari peer. Ini normal, kok!