Dampak Anak Tidur Sekamar dengan Orang Tua
Satu hal yang tak bisa dihindari ketika Anda tidur sekamar dengan anak adalah tertularnya segala perilaku dan kebiasaan Anda menjelang tidur pada anak. Misalnya, Anda dan suami adalah tipe orang yang selalu tidur di atas tengah malam. Otomatis, pola tidur ini juga akan diadaptasi oleh anak-anak Anda. Bagaimana mereka bisa tidur, kan, kalau suasana kamar masih terang benderang dan Anda tak menunjukkan tanda-tanda mengantuk dan akan segera pergi tidur? Ini juga dialami oleh Noumi, mama Nayla (8) dan Mila (6). Suaminya suka menonton televisi sampai larut malam, dan harus dengan volume yang cukup besar. Alhasil, kini anak-anak mereka pun punya kebiasaan tidur larut malam menemani papanya nonton televisi.
Selain kebiasaan tidur malam, kesukaan Anda bermain gadget menjelang tidur pun berisiko ditiru oleh anak. Dan yang mengkhawatirkan, bermain gadget ini dilakukan sambil tiduran. Anda tahu, kan, risiko bermain gadget terlalu sering, apalagi sambil tiduran, terhadap kesehatan mata anak? Nah, inilah PR buat orang tua yang masih tidur bersama anak-anaknya. Perilaku Anda akan selalu dilihat oleh anak. Bahkan ketika Anda bertengkar dengan pasangan pun, kamar tidur bukan lagi area privat untuk melakukan itu. Jadi, berusahalah untuk selalu mengontrol kebiasaan Anda, ya, Ma.
Dampak lainnya:
PADA ORANG TUA:
- Merasa aman, karena anak selalu berada di bawah pengawasannya.
- Bisa segera mendeteksi jika terjadi kelainan pada anak, misal anak sakit, mengalami masalah, dsb.
- Tidur menjadi kurang berkualitas karena ukuran tempat tidur yang semakin sempit.
- Tidur yang kurang berkualitas berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, seperti konsentrasi dan daya ingat.
- Orang tua sulit melakukan hubungan seksual karena selalu dibayangi ketakutan ketahuan oleh anak.
PADA ANAK:
- Anak lebih mudah tertidur karena ada orang tua yang mengawasinya. Anak merasa dekat dengan orang tuanya.
- Namun anak yang cenderung terlalu dekat dengan orang tua cenderung kurang percaya diri dan akhirnya merasa cemas ketika harus tidur sendiri tanpa ditemani.
- Anak menjadi kurang mandiri, karena selalu butuh ‘bantuan’ orang tua untuk bisa tidur.
- Anak yang sudah besar juga bisa mengalami kesulitan bergaul, cenderung tak berani menginap di rumah orang lain, serta kesulitan mengikuti acara sekolah yang mengharuskan menginap.