Cara Sederhana Ajarkan Anak Berbisnis
Ma, apa cita-cita anak di masa depan? Jadi dokter, insinyur, atau akuntan? Di antara cita-cita yang umum disebutkan para orang tua, sebenarnya masih banyak jenis pekerjaan lain yang bisa dilakukannya. Salah satunya adalah menjadi wiraswastawan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Harvard Graduate School of Education bekerja sama dengan The National Foundation for Teaching Entrpreneurship mengemukakan bahwa anak anak muda yang diajarkan mengenai wirausaha menunjukkan perubahan perilaku positif dan keinginan untuk sukses. Mereka juga cenderung lebih fokus terhadap pelajaran akademis, meraih prestasi, mengejar cita-cita, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Berikut lima langkah sederhana yang bisa Anda coba lakukan untuk memupuk jiwa wirausaha pada anak.
1. Ajak anak melakukan brainstorming
Banyak produk dan inovasi yang berasal dari ide-ide ‘liar’ Jadi, jangan batasi anak dalam berpikir dan mengutarakan pendapat. Biarkan mereka memiliki mimpi yang besar untuk menciptakan sesuatu.
2. Latih mereka untuk menuliskan tujuan
Mereka sudah memiliki mimpi yang besar. Sekarang Mama harus membantu mereka menuliskannya, entah di selembar kertas yang ditempel di dinding kamar, atau diketik di tablet. Dengan menuliskannya, anak akan belajar fokus terhadap tujuannya dan mempertanggungjawabkan apa yang ingin dicapainya.
3. Bantu anak melihat peluang di balik sebuah kegagalan
Mendukung anak saat ia sukses sudah tentu harus Mama lakukan. Namun, bagaimana jika suatu saat ia mengalami kegagalan? Cara berpikir seorang pengusaha berbeda dengan orang biasa. Ia harus dapat melihat peluang yang terbuka ketika gagal mencapai sesuatu. Tugas Anda sebagai orang tua adalah tetap menumbuhkan rasa optimistis dalam dirinya.
4. Perkenalkan anak kepada sebuah perencanaan bisnis
Business plan? Wah, apa tidak terlalu rumit, ya? Tak perlu sampai membuat tabel-tabel dan kurva-kurva yang membingungkan, Ma. Cukup sebuah rencana bisnis sederhana sehingga anak mengerti sistem. Misalnya, bila anak ingin berjualan gelang manik-manik hasil karyanya, ajak ia membuat perencanaan besar modal yang dibutuhkan, target customer, harga jual, lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah gelang, dll.
5. Jadilah investor untuk usahanya
Dukung anak memulai bisnis impiannya dengan menginvestasikan sejumlah dana. Bukan sekadar memberikan uang, tetapi anak harus dapat mengembalikan modal yang Anda berikan. Bertindaklah seolah-olah seperti seorang klien yang akan mengevaluasi bisnis anak.
1. Ajak anak melakukan brainstorming
Banyak produk dan inovasi yang berasal dari ide-ide ‘liar’ Jadi, jangan batasi anak dalam berpikir dan mengutarakan pendapat. Biarkan mereka memiliki mimpi yang besar untuk menciptakan sesuatu.
2. Latih mereka untuk menuliskan tujuan
Mereka sudah memiliki mimpi yang besar. Sekarang Mama harus membantu mereka menuliskannya, entah di selembar kertas yang ditempel di dinding kamar, atau diketik di tablet. Dengan menuliskannya, anak akan belajar fokus terhadap tujuannya dan mempertanggungjawabkan apa yang ingin dicapainya.
3. Bantu anak melihat peluang di balik sebuah kegagalan
Mendukung anak saat ia sukses sudah tentu harus Mama lakukan. Namun, bagaimana jika suatu saat ia mengalami kegagalan? Cara berpikir seorang pengusaha berbeda dengan orang biasa. Ia harus dapat melihat peluang yang terbuka ketika gagal mencapai sesuatu. Tugas Anda sebagai orang tua adalah tetap menumbuhkan rasa optimistis dalam dirinya.
4. Perkenalkan anak kepada sebuah perencanaan bisnis
Business plan? Wah, apa tidak terlalu rumit, ya? Tak perlu sampai membuat tabel-tabel dan kurva-kurva yang membingungkan, Ma. Cukup sebuah rencana bisnis sederhana sehingga anak mengerti sistem. Misalnya, bila anak ingin berjualan gelang manik-manik hasil karyanya, ajak ia membuat perencanaan besar modal yang dibutuhkan, target customer, harga jual, lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah gelang, dll.
5. Jadilah investor untuk usahanya
Dukung anak memulai bisnis impiannya dengan menginvestasikan sejumlah dana. Bukan sekadar memberikan uang, tetapi anak harus dapat mengembalikan modal yang Anda berikan. Bertindaklah seolah-olah seperti seorang klien yang akan mengevaluasi bisnis anak.