Bila Anak Kepergok Bergosip Lewat Ponsel
Akhir-akhir ini, Nadia (11) mempunyai kebiasaan baru sepulang sekolah. Ia akan asyik menerima telepon atau menelepon teman sekolahnya di tempat tidur. Padahal, ia belum berganti seragam sekolah. Percakapan itu diwarnai tawa cekikian sampai bisik-bisik. Pasti dia bergosip!
Menurut Rosalind Wiseman, penulis buku Queen Bees and Wannabes, orang tua perlu membantu anak mengenali perbedaan antara mengobrol dan menyebar gosip. Bicara pengalaman masing-masing mempunyai fungsi sosialisasi yang baik bagi anak. Bagaimana dengan gosip? Biasanya, ini bertujuan untuk menaikkan status diri sendiri dengan cara merendahkan orang lain.
Jika Anda mendengar anak sedang mulai bergosip, coba ajak dia berbicara dari hati ke hati. Dari sisi anak yang digosipkan, jelas dia akan dirugikan sekaligus merasa sedih. Bukankah berita tentang dirinya sama sekali tidak benar? Sedangkan bagi pembuat dan penyebar gosip, jangan keburu senang dulu. Bisa-bisa suatu hari nanti, hal ini ketahuan dan dia akan tidak dipercaya lagi.
Apa yang bisa Anda lakukan? Minta anak membayangkan dirinya sebagai korban gosip tersebut. Pastilah akan merasa tidak nyaman, kan? Bicarakan cara-cara lain untuk mendapat perhatian dari teman lain, selain bergosip. Ingat, di balik perilaku anak, pasti ada kebutuhan tertentu yang ingin ia penuhi. Nah, ini menjadi tugas Anda untuk mencari tahu jawabannya.
Baca juga: Ada foto Syur di HP Anak?