Bebas Cedera Saat Olahraga
Anak praremaja Anda suka berolahraga? Pastikan ia terhindar dari cedera, Ma.
“Saat ini, semakin banyak anak yang kerap mengalami cedera saat berolahraga,” kata Jay Albright, M.D., direktur pediatric sports medicine di Arnold Palmer Hospital for Children, Orlando. Kok bisa?
Saat ini, anak-anak mendapat dorongan lebih besar untuk beraksi layaknya seorang atlet professional, yang membuat mereka lebih berisiko tinggi untuk cedera.
Tapi, tak usah khawatir, Ma. Beberapa cedera olahraga pada anak-anak bisa dicegah, kok. Inilah panduan bagi Anda untuk menjaga anak-anak tetap aman saat mereka berolahraga:
Jenis olahraga | Janis cedera | Cara pencegahan |
Balo basket | Terkilir lutut dan pergelangan kaki. | Kenakan sepatu khusus basket yang memang dirancang dapat melindungi bagian-bagian tubuh yang rentan cedera, seperti pergelangan kaki. |
Senam | Patah tulang | Perbanyak konsumsi lemak tak jenuh (misalnya kacang-kacangan dan susu kedelai) untuk meningkatkan asupan vitamin D yang membantu mencegah patah tulang. Boleh saja mengonsumsi suplemen, tapi tanyakan dulu mengenai dosis yang tepat pada dokter anak Anda. |
Baseball | Tendonitis (peradangan pada tendon, penghubung antara otot dan tulang) pada siku dan bahu | Setiap anak harus melakukan gerakan pitching, catching, batting, dan fielding secara bergantian. Pastikan si pelatih menghitung jatah pitch masing-masing anak (misal, anak usia 8 – 10 tahun seharusnya hanya melakukan 52 pitches per game dan tidak lebih dari 2 kali seminggu, demikian menurut American Sports Medicine Institute). |
Sepak bola | Heat stroke, dehidrasi, sunburn, nyeri lutut | Minum 3 gelas air atau minuman elektrolit setiap satu jam sekali selama berolahraga. Jangan lupa untuk mengenakan sunscreen sebelum berolahraga. |