6 Langkah Orang Tua Mendorong Anak Menuju Sukses di Era Modern
Banyak saran di luar sana seputar membesarkan anak sukses, misalnya saja memilihkan sekolah yang baik, mengikutsertakan ke dalam les bakat minat, mengajarkan bahasa asing, atau diikutkan ke pelatihan teknologi yang belakangan kian diminati seperti robotik atau coding. Ya, di dunia modern yang sangat kompetitif ini, pengembangan kemampuan akademik maupun non-akademik sangat dibutuhkan.
Akan tetapi, sering kali orang tua melupakan hal-hal kecil yang sesungguhnya bisa menjadi faktor pendorong kesuksesan anak. Walaupun pada akhirnya anak-anak sendirilah yang mengendalikan kesuksesannya, akan tetapi pengaruh Anda di setiap kehidupannya punya dampak yang sangat konkret.
Langkah-langkah berikut bisa dilakukan orang tua untuk mendorong anak menuju kesuksesan kelak:
1. Rajin Mengajak Ngobrol
Investasi kesuksesan anak-anak dimulai dengan cara sesederhana rutin mengajak si kecil mengobrol. Penelitian gabungan yang dilakukan oleh Division of Medical Science, Harvard University, McGovern Institute for Brand Research, dan Massachussets Institute of Technology menunjukkan bahwa anak-anak usia 4 hingga 6 tahun yang secara efektif terlibat dalam percakapan dua arah memiliki lebih banyak aktivasi di area broca, bagian otak yang terkait dengan produksi kata-kata. Lebih jauh lagi, anak-anak dengan area broca yang lebih aktif ini tampil lebih baik dalam tes yang mencakup konsep seni bahasa. Di samping itu, dengan mendorong percakapan sejak dini, Anda tidak hanya sekadar mendapatkan kemampuan bahasa yang lebih cepat dan baik pada anak-anak, melainkan juga mendorong perkembangan otak yang kritis.
2. Menerapkan Diet Media
Zaman berubah, otomatis pengasuhan orang tua pun juga harus menyesuaikan. Anak-anak generasi ini lahir dengan teknologi dalam genggamannya. Teknologi bisa bermanfaat baik untuk mereka, akan tetapi hal tersebut tidak menjadi pembenaran screen time berlebihan.
Screen time sering kali dikaitkan dengan masalah fokus di sekolah, interaksi sosial yang kurang efektif, serta obesitas lantaran kurang gerak. Dr. Peter M. Vishton, pengajar psikologi di The College of William & Marry, Virginia, AS, mengatakan jika anak-anak menghabiskan satu jam menatap layar, mereka menghabiskan satu jam untuk tidak melakukan hal-hal yang merangsang perkembangan mereka. Oleh karenanya penting bagi orang tua untuk mengawal diet media anak-anak sekaligus menerapkan bijak menggunakan gadget.
3. Pastikan Cukup Tidur
Menginjak usia SD, anak-anak butuh 9-11 jam tidur untuk memaksimalkan apa yang mereka pelajari di kelas sehari sebelumnya. Sayangnya, jadwal sekolah yang terlalu pagi membuat mereka harus bangun lebih awal. Ditambah lagi dengan bila mereka tidur lebih larut. Oleh karenanya, orang tua harus memastikan anak-anak mengikuti jadwal ideal yang sudah ditetapkan agar tidak kurang tidur. Anak-anak juga membutuhkan tidur siang reguler yang sangat bermanfaat untuk memperkuat memorinya.
4. Ajari Menghargai Proses
Jangan sampai terjebak hanya menghargai keberhasilan saja. Lauren Schell, Kepala Sekolah Holy Catholic Redeemer Catholic School di Johns Creek, Georgia, AS, mengatakan bahwa orang tua perlu mengajarkan anak tentang proses. Dengan demikian, anak akan bisa mencari kesalahan ketika menemui kesulitan atau kegagalan dan menemukan solusi baru untuk sukses di kemudian hari.
5. Bermain Peran
Apakah cara ini bermanfaat? Bukankah ini hanya main-main saja? Anak-anak hampir tiap hari main dengan bonekanya, robot, atau pun mobil-mobilannya, bukan? Ya, cobalah mengarahkan mereka bermain peran dengan mengimajinasikan profesi tertentu. Dr. Vishton mengatakan, “Bermain adalah pekerjaan anak-anak." Ketika mereka mengadopsi peran tertentu, membangun dunia imajinasi mereka, dan mengundang teman-teman mereka untuk berpartisipasi, anak-anak belajar untuk lebih kreatif, memiliki komunikasi jangka panjang yang lebih baik, dan mematangkan keterampilan pemecahan masalah mereka.
6. Membangun Support System di Sekolah
Anak-anak menghabiskan hampir separuh harinya di sekolah. Inilah sebabnya, guru memiliki pengaruh kuat pada pertumbuhan mereka. Schell mengatakan, dengan kerja sama antara orang tua dengan sekolah dapat menumbuhkan kesuksesan anak lantaran sistem pendidikan yang linier, baik di rumah maupun di sekolah sehingga anak tidak kebingungan. Konsistensi pendidikan ini membuat anak lebih mudah dan cepat beajar sehingga berpeluang berhasil di kemudian hari.
Baca juga:
Pola Asuh Positif Untuk Anak
5 Tipe Pola Asuh Anak
Cara Tangani Perbedaan Pola Asuh Anak
6 Ciri Orang Tua yang Membesarkan Anak Sukses
4 Tip Bantu Anak Sukses di Sekolah
(LELA LATIFA)
FOTO: SHUTTERSTOCK