4 Strategi Mendisiplinkan Anak Praremaja
Anda mungkin sering dibuat bingung untuk mendisiplinkan si praremaja. Strategi yang Anda gunakan sebelumnya sudah tak mempan. Amy Morin, L.C.S.W., psikoterapis dari Northeastern University, Boston, Massachusetts, AS mengatakan, “Pada saat anak-anak menjadi praremaja, mereka telah melampaui beberapa strategi disiplin yang bekerja dengan baik ketika mereka masih muda.” Artinya, Anda perlu mencari strategi baru untuk mendisiplinkan mereka.
Menjadi Sok Tahu
Amy menuturkan bahwa anak-anak akan memiliki pergeseran perilaku saat memasuki usia praremaja. Menurut Amy, sikap tahu segalanya atau sok tahu umumnya mulai muncul pada anak Anda. “Banyak remaja berpikir mereka mampu melakukan semuanya sendiri,” ujarnya. Jadi jangan heran bila saat Anda mengingatkannya untuk mengerjakan PR atau tidur malam, ia akan berkata, “Iya, aku tahu!”
Selalu Mencari Celah
Anak-anak praremaja mulai mahir mencari celah atas aturan yang Anda buat. Misalnya saja, bila Anda berkata, “Setelah makan malam, kita tidak bisa nonton TV lagi,” ia bisa saja mencoba untuk menunda makan malam selama mungkin, sehingga ia bisa menonton TV lebih lama. Tak jarang, ia mulai membantah dari peraturan yang Anda buat.
Yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Nah, untuk menghadapi mereka, prinsip utamanya adalah Anda tak bisa lagi menganggap mereka sebagai anak-anak. Praremaja merasa sudah dewasa dan bisa membuat keputusan sendiri. Oleh karenanya, untuk mendisiplinkan mereka, Anda perlu pendekatan baru yang membuat mereka juga merasa punya posisi penting untuk andil membuat keputusan, yakni:
1. Jelaskan harapan Anda sebelumnya
Banyak masalah perilaku dapat dicegah dengan menjelaskan harapan Anda di muka. Jadi, sebelum anak Anda pergi ke mal dengan seorang teman, jelaskan peraturan Anda sebelumnya. Perjelas apa yang ingin Anda lihat darinya dan apa yang Anda harapkan dilakukannya, jika dia menghadapi masalah. Misalnya saja, “Demi keamanan, ibu harap pukul 8 malam kamu sudah ada di rumah.”
2. Sampaikan Alasan Anda
Beri tahu anak Anda tentang alasan yang mendasari aturan Anda. Pastikan anak Anda tahu mengapa Anda membuat aturan. Anak praremaja bisa saja berpikir, “Aku harus tidur karena perintah ibu.” Sebaliknya, beri pemahaman kepadanya, bahwa ia perlu tidur karena itu baik untuk otak dan tubuhnya. Ketika dia memahami alasan di balik aturan Anda, dia akan lebih mungkin untuk membuat pilihan yang baik kapan pun.
3. Beri Kebebasan
Beri anak Anda sedikit kebebasan. Hindari menjadi terlalu protektif. Beri mereka kesempatan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Memberi anak Anda pilihan akan membuat mereka dihargai.
4. Hindari Mengomel
Ingatkan anak Anda tentang peraturan bila ia telah membuat kesalahan tanpa mengomel, karena ini hanya membuat mereka malas mendengar dan berpotensi membantah. Maka, carilah cara untuk berdiskusi tentang akibat dari apa yang telah mereka lakukan dan manfaatkan sebagai momen untuk mengajar mereka tentang apa yang baik untuk dilakukan.
LTF
Foto: Freepik