4 Cara Ini Cegah Anak Cedera Olahraga
Ungkapan ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’ tak pernah terdengar kuno bila berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan anak. Pilih mana, tunggu ditelepon wali kelasnya atau melakukan pencegahan? Ini yang bisa Mama lakukan:
- Pertimbangkan minatnya
Pertama-tama olahraga yang dipilih anak adalah yang diinginkannya. Kalau Mama masih ragu, ajak ia ikut sesi percobaan (trial) selama beberapa kali untuk mengetes minatnya. Setelah itu, biarkan ia memilih dan jangan paksakan bila ia tidak berminat. Selanjutnya, pastikan olahraga yang diikutinya sesuai kemampuan, besar tubuh, dan juga kedewasaan emosionalnya.
- Pilih tempat yang tepat
- Pilih tempat yang tepat
Daftarkan anak pada tempat yang Mama percayai. Misalnya, via sekolah (bila itu merupakan kegiatan ekstrakurikuler), sports center yang menyediakan kelas anakanak, atau klub-klub olahraga khusus anakanak. Di tempat semacam ini, kemampuan pelatih sudah terakurasi. Agar lebih yakin, sebaiknya Mama juga aktif mencari tahu; apakah ia memiliki sertifikasi/kualifikasi sebagai pelatih, kemampuan melakukan P3K, serta visi yang sejalan dengan Anda dalam melatih anak-anak (pelatih yang mengedepankan konsep ‘menang di atas segalanya’ biasanya memiliki komitmen keselamatan yang rendah dan tidak menjunjung tinggi asas sportivitas). Memiliki pelatih yang bersertifikat penting karena ia menjadi ujung tombak penanganan pertama cedera pada si kecil. Cek juga peralatan dan perlengkapan olahraga yang dimiliki tempat tersebut. Misalnya, lapangan sepak bola minim lubang, sehingga risiko anak terjerembab lebih kecil.
- Gunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
- Gunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
Anak harus mengenakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai jenis olahraganya dan ukurannya. Misalnya, tidak menggunakan sepatu lari untuk bermain basket. Mengenakan sepatu yang tidak tepat akan mempertinggi kemungkinan risiko cedera anak. Pastikan juga anak menggunakan helm saat bermain softball, bersepeda, inline skating, atau skateboard. Kalau ia suka bermain squash, pertimbangkan penggunaan kacamata pelindung. Setelah itu, yang tak kalah penting adalah mengikuti aturan permainan. Bukan hanya dia yang terhindar dari cedera, melainkan juga teman-temannya.
- Persiapkan dengan baik
Lakukan pemanasan, pendinginan, dan peregangan sebagai bagian dari rutinitas latihan. Pemanasan yang dilakukan sebelum latihan akan meningkatkan temperatur otot dan mengoptimalkan fleksibilitas. Selain itu, pemanasan melebarkan pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen yang mengalir ke otot. Ini semua membantu tubuh si kecil siap menerima latihan. Pendinginan yang dilakukan setelah olahraga, kebalikannya akan membantu mengendurkan otot yang menegang selama latihan. Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan karena berhenti latihan secara mendadak akan membuat detak jantung menurun tajam sehingga bisa membuat pusing. Jangan lupa, lakukan peregangan setelah pendinginan agar si kecil tetap fleksibel dan terhindar dari cedera.
- Hidrasi dan istirahat
Lupa minum, apalagi kalau sedang keasyikan bermain, kerap dilakukan anak-anak. Karena itu, ingatkan si kecil untuk minum air putih secara berkala. Keasyikan berlatih, juga bisa membuatnya mengabaikan hari istirahat. Ingatkan dia juga untuk istirahat, karena istirahat punya manfaat yang sama pentingnya dengan latihan. (foto: 123rf)