Mutasi baru Covid tipe B.1.1.7 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris akhirnya masuk ke Indonesia. Tipe baru ini disebut memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi bagi penderitanya. Centre for Mathematical Modeling of Infectious Disease mengutarakan bahwa varian baru ini diperkirakan 50% lebih mudah ditularkan daripada yang sebelumnya.
 

Penelitian dari University of Birmingham menunjukkan bahwa pasien terinfeksi dengan varian B.1.1.7 baru, mungkin memiliki viral load yang lebih tinggi. Itu berarti mereka dapat mengeluarkan lebih banyak partikel yang mengandung virus saat mereka bernapas, berbicara, batuk, atau bersin.
 

Dua orang profesor ahli dinamika fluida dan aerosol asal Clarkson Univeristy, AS, Suresh Dhaniyala & Bryon Erath menyelidiki bagaimana partikel di udara yang membawa virus menyebar. Mereka menjabarkan bahwa etika seseorang dengan virus corona B.1.1.7, di saluran pernapasannya batuk, berbicara, bernyanyi, atau bahkan hanya bernapas, tetesan pernapasan yang menular dapat dikeluarkan ke udara.
 

Tetesan tersebut sangat kecil, terutama dalam kisaran 1-100 mikrometer. Sebagai perbandingan, rambut manusia berdiameter sekitar 70 mikrometer. Masalah yang lebih besar untuk penularan penyakit adalah tetesan terkecil—yang berdiameter kurang dari 10 mikrometer—yang dapat tetap melayang di udara sebagai aerosol selama berjam-jam.
 

Di lingkungan dalam ruangan, tingkat konsentrasi aerosol dapat dengan cepat menumpuk, serupa dengan asap rokok yang terakumulasi di dalam ruang tertutup. Ini terutama menjadi masalah di ruangan dengan ventilasi yang buruk.
 

Hal ini menyebabkan ruangan dan aktivitas yang sebelumnya dianggap "aman", seperti beberapa lingkungan kerja dalam ruangan yang mempraktikkan physical distancing sangat mungkin menimbulkan risiko infeksi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Baca juga:

Kini Giliran Para Wartawan Senior Termasuk Pendiri Femina dan Ayahbunda Mendapatkan Vaksinasi Covid-19

Langkah Aman Menyusui saat Ibu Positif COVID-19

Kriteria Orang yang Tidak Bisa Divaksin COVID-19

Ini Reaksi yang Mungkin Muncul Setelah Divaksin COVID-19
 

LELA LATIFA

FOTO: FREEPIK