Resep Pernikahan Bertahun-tahun Anti Hambar
Jujur saja, pernikahan yang sudah bertahun-tahun lamanya, umumnya tidak terasa sehangat waktu masih pacaran atau awal-awal menikah dulu. Apalagi, ketika sudah ada kehadiran anak.
Rasanya, perbincangan Anda dan pasangan lebih banyak didominasi dengan topik seputar anak, anak, dan anak. Hingga, sering kali Anda dan pasangan bahkan lupa tentang diri kalian sendiri. Hubungan Anda dan pasangan juga perlu dirawat sama baiknya dengan hubungan Anda dan anak-anak.
Sangat sering terjadi, pasangan suami-istri sangat fokus pada anak-anak sehingga tidak fokus lagi pada saling memenuhi kebutuhan afeksi masing-masing. Padahal tangki cinta Anda dan pasangan perlu diisi sebelum memberikannya pada anak-anak.
Nah, sering terjadi pula, Anda jadi merasa tidak dimengerti oleh pasangan. Anda butuhnya ini, pasangan tidak bisa memberikannya. Anda inginnya ini, pasangan tak pernah melakukannya. Kalau sudah begini, pernikahan bisa jadi hambar.
Ratih Ibrahim, Psikolog Klinis, CEO dan Founder Personal Growth, berkata, “Andai saja dulu orang-orang (yang punya keluhan hubungannya terasa hambar) lebih saling mengenal satu sama lain, pasti tidak akan seperti ini jadinya.” Yang dimaksud oleh Ratih sebagai saling mengenal satu sama lain bukan hanya berarti mengenal kepribadian atau visinya saja, melainkan mengenal bahasa cintanya.
Sebab, ternyata, walaupun pasangan Anda sudah sangat mengenal Anda, belum tentu ia mengenal bahasa cinta Anda. Menurut Ratih, bahasa cinta adalah ungkapan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan ekspresi kasih sayang dan menerima kasih sayang sekaligus.
Ratih menjelaskan bahwa ada lima jenis bahasa cinta, yakni:
-
Words of Affirmation
-
Quality Time
-
Receiving Gifts
-
Acts of Service
-
Physical Touch
Menurut Ratih, setiap orang umumnya memiliki satu bahasa cinta yang dominan masing-masing. Nah, yang sering terjadi adalah pasangan memiliki bahasa cinta yang berbeda sehingga walaupun mereka sudah melakukan sesuatu untuk pasangannya, mereka tetap tidak merasa dicintai, sebab itu bukanlah cara yang diinginkan pasangannya. Sebaliknya, pasangannya juga tidak membalas menunjukkan afeksi sesuai cara yang ia harapkan juga.
Misal, bahasa cinta Anda adalah receiving gifts. Anda menghujani pasangan Anda dengan berbagai hadiah. Akan tetapi, pasangan Anda yang bahasa cintanya adalah quality time tidak pernah membalas “cinta” Anda dengan memberikan hadiah untuk Anda. Nah, inilah yang menurut Ratih membuat pasangan sering kali merasa, “Aku sudah melakukan banyak hal. Tapi, dia tidak mau mengerti aku. Dia tidak tahu keinginanku. Dia tidak mencintaiku.”
Kalau Sudah Tahu Bahasa Cinta Pasangan?
Saat membaca tulisan ini, Anda mungkin mulai mengobservasi apa bahasa cinta Anda dan pasangan. Atau, Anda mungkin berpikir, “Saya sudah tahu bahasa cinta pasangan dan sudah menunjukkan afeksi sesuai bahasa cintanya, tapi kenapa dia belum bisa mencintai saya dengan bahasa cinta saya?”
It takes two to tango. Ratih berpesan, “Start dancing alone!” Menurutnya, ketika Anda sudah mampu mengobservasi dan mengenali bahasa cinta pasangan, maka mulailah dari diri sendiri untuk melakukannya. Berikan cinta sebagaimana yang pasangan Anda inginkan.
Kedua, Anda bisa sambil mengedukasi pasangan Anda tentang bahasa cinta Anda. Jadi, pasangan Anda bisa merasakan cinta seperti yang ia harapkan dan ia pun akan berusaha mengenali bahasa cinta Anda. Bila masing-masing sudah mengenali bahasa cinta, maka pernikahan tidak akan terasa hambar.
Baca juga:
4 Cara Komunikasi Yang Membahayakan Pernikahan
Tip Agar Komunikasi Lancar Bagi Pasangan Sibuk
Hubungan Suami Istri Tak Lagi Mesra, Mengapa?
3 Cara Mesra Kilat Bagi Suami Istri
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK