Pelecehan atau kekerasan seksual yang dilakukan oleh predator seksual anak-anak atau pedofil biasanya dimulai dengan proses pendekatan untuk menjalin hubungan dan membentuk kepercayaan anak yang dipersiapkan untuk jadi korban. Proses manipulasi ini disebut dengan child grooming.
Anak-anak korban grooming sering kali tidak menyadari di awal bahwa mereka sedang dimanipulasi dalam relasi pelaku dan korban, hingga kemudian pelecehan dan kekerasan itu terjadi.
Amanda Grossman-Scott, penyintas kekerasan seksual dan advokat untuk anak di Pennsylvania serta penulis rekanan 30 Days of Sex Talks menyampaikan apa saja yang bisa dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anak dari kemungkinan child grooming sebagai berikut:
- Pendidikan Seks Sejak Dini
Mulailah berbicara dengan anak Anda tentang seks dan anatomi sejak usia dini. Anak perlu tahu area tubuh yang harus tertutup dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.
- Ajarkan Sentuhan Aman dan Tidak Aman
Anak-anak perlu dididik tentang perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dari orang dewasa. Minta mereka untuk mempercayai instingnya. Mereka juga perlu diedukasi mengenai tindakan atau reaksi yang harus dilakukan ketika ada sentuhan yang membuat mereka tidak aman, misalnya menghindar atau memberitahu orang tua.
- Kenalkan Anak pada Perilaku Grooming
Amanda mengatakan, “Ajari anak Anda bahwa tiap kontak fisik antara anak dan orang dewasa adalah sesuatu yang harus diwaspadai dan dipertanyakan.” Oleh karenanya, orang tua harus memaparkan tanda cinta tanpa syarat dan tidak manipulatif kepada anak-anak.
Anda sebagai orang tua harus mengetahui guru anak, petugas daycare, teman anak, pelatih, dan orang dewasa lainnya dalam kehidupan mereka. Kunjungi mereka sesekali tanpa pemberitahuan atau janjian terlebih dahulu.
- Amati Sentuhan Fisik Orang Lain kepada Anak Anda
Amanda menyarankan orang tua untuk selalu mengamati reaksi anaknya terhadap sentuhan orang dewasa lainnya. Apakah anak Anda kaku atau tampak tidak nyaman?
Ingatlah bahwa kontak fisik pertama antara predator dan korbannya sering kali bersifat nonseksual dan dirancang untuk membuat anak tidak peka. Sentuhan tersebut bisa dimulai dengan gesekan ‘tidak disengaja’, menyandarkan lengan di sekitar bahu, mengelus punggung, atau menyibak rambut.
- Jangan Paksa Anak Lakukan Sentuhan Fisik
Sudah menjadi budaya kita untuk mencium tangan orang yang lebih tua atau melakukan pelukan dan cipika-cipiki sebagai tanda perjumpaan atau perpisahan. Hal ini adalah bagian dari menunjukkan sopan santun dan kasih sayang. Akan tetapi, jangan pernah paksa anak Anda untuk melakukan sentuhan fisik ke orang terdekat sekalipun, bila ia tidak nyaman melakukannya. “Ini meninggalkan kesan bahwa kontak fisik yang dipaksakan tidak apa-apa,” ujar Amanda. Perlu diingat bahwa predator justru sering kali adalah orang di dekat anak.
Ikatan orang tua dan anak yang kuat akan menjadi benteng. Sering kali pelaku pedofilia mengincar anak-anak yang memiliki masalah dengan hubungan dan mereka akan datang untuk menawarkan mengisi kekosongan hati mereka. Biarkan anak-anak tahu bahwa mereka selalu dapat datang kepada Anda dan mempercayai Anda untuk bercerita.
- Pantau Aktivitas Online Anak
Jika anak Anda cukup besar untuk memiliki akses internet, pastikan Anda memantau aktivitas online-nya. Perhatikan media sosialnya dan juga pesan yang diterimanya.
- Amati Sentuhan Fisik Anak
Waspadai juga tanda-tanda fisik anak. “Jika anak Anda melakukan masturbasi atau mencoba menyentuh orang lain secara tidak tepat, ini mungkin merupakan tanda bahwa ada masalah,” pesan Amanda.
- Edukasi Diri Kita Sendiri
Amanda berpesan bahwa selain mengedukasi anak-anak, yang paling penting adalah mengedukasi diri kita sendiri sebagai orang tua. “Kita dapat menyadari beberapa cara orang dewasa mencoba memanipulasi kepercayaan anak dan juga kepercayaan kita sendiri,” ujarnya. Oleh karenanya, jangan sampai sembarangan mempercayakan orang lain untuk menjaga anak.
Baca juga:
4 Hal Ini Cegah Anak Alami Pelecehan Seksual
Lakukan Ini Agar Anak Terhindar Kekerasan Seksual
Tahapan Edukasi Seksualitas Sesuai Usia Anak
LTF
FOTO: FREEPIK