Cara Menyaring Berita Negatif Untuk Anak
Tak ingin tayangan berita berdampak negatif pada anak? Coba praktikkan beberapa tip ini, khususnya untuk anak berumur tujuh tahun ke atas, seperti yang di sarankan oleh Irma Gustiana A.,MPsi, psikolog anak dan keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia di bawah ini:
1. Yakinkan anak bahwa dunia tidak seluruhnya buruk, seperti tayangan berita yang mereka saksikan, masih banyak hal menyenangkan dan orang baik dalam hidup ini. “Jadi kita memberi tahu bahwa di suatu peristiwa yang menyeramkan, ada orang baik lain di sekeliling mereka, yang siap membantu dan peduli kepada mereka, sehingga anak tidak merasa ketakutan atau cemas,” kata psikolog yang akrab disapa Ayank.
2. Diskusikan hal-hal yang sedang diberitakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman anak tentang peristiwa tersebut. Gali emosi anak, apakah dia takut atau biasa saja. Anda bisa mulai percakapan seperti ini, “Apa yang sudah kamu dengar dan lihat? Apa pendapat kamu tentang itu? Apa perasaan kamu waktu melihat itu?”
3. Validasikan atau ungkapkan lagi setiap emosi yang dikatakan oleh anak, lantas dengan bahasa yang mereka mengerti, jelaskan peristiwa tersebut secara garis besar, tak perlu terlalu detail. Dengan membicakan ketakutan yang dirasakan anak, Anda bisa meredam ketakutan anak, sehingga dia tidak memendam rasa takutnya sendiri.
4. Ingat-ingat juga pola perilaku, raut wajah anak untuk melihat apakah ada sesuatu yang salah pada mereka, terutama untuk anak yang belum bisa mengungkapkan emosi mereka.
5. Anak anak berpartisipasi melakukan hal kecil untuk mengurangi dampak negatif tayangan pemberitaan. Misalnya, jika anak sedih setelah melihat korban bencana alam, maka Mama dan Papa bisa mengajak anak mendoakan para korban atau menyumbangkan sesuatu untuk meringankan penderitaan korban. “Alihkan emosi anak ke bentuk aksi sosial untuk mengembangkan kemampuan empati dan rasa kepedulian sosialnya,” tambah Ayank.