Benarkah Masker Efektif Mencegah Penularan Virus Corona?
Ilustrasi perempuan mengenakan masker. Foto: Freepik
Merebaknya virus Corona (Covid 19) di awal tahun ini yang pertama kali terdeteksi di China membuat sebagian warga Indonesia menjadi lebih waspada. Pada saat itu, beberapa orang berburu masker dan bahkan ada kabar lonjakan harga masker di pasaran.
Kini, begitu Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada 2 WNI yang positif terjangkit virus Corona, kecemasan terlihat semakin menjadi-jadi. Masker pun menjadi buruan. Tak pelak, harganya juga jadi meroket. Bahkan, Kepolisian RI juga sudah mengeluarkan ancaman akan melakukan tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang sengaja menimbun masker, sehingga menyebabkan kelangkaan masker demi mengambil keuntungan pribadi.
Tidak Dirancang untuk Virus
Dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University, Tennessee, AS mengatakan bahwa masker bedah biasa bukanlah jaminan yang mampu melindungi Anda agar tidak tertular virus corona. Ia mengatakan bahwa masker bedah memang mampu melindungi diri dari patogen dan polusi. “Tetapi, masker-maser itu tidak banyak membantu dalam konteks virus,” ucapnya. Schaffner menegaskan bahwa masker tersebut tidak dirancang untuk mencegah partikel virus.
Perlukah Membeli Masker N95?
Masker jenis ini juga menjadi kian populer dan banyak dicari. Sama seperti masker bedah biasa, makser N95 juga mengalami kenaikan harga di beberapa tempat. Schaffner memang mengatakan bahwa masker jenis ini memang lebih tebal dan memiliki tingkat kerapatan yang lebih baik daripada masker bedah biasa. Akan tetapi, baik dirinya maupun US Centers for Disesase Control and Prevention (CDC) tidak merekomendasikannya untuk penggunaan umum. “Setidaknya tidak pada saat ini,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa masker N95 dipakai langsung oleh tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien. Ia menyebut bahwa orang awam akan kesulitan mengenakannya sebab masker ini sangat tertutup, sehingga membuat kesulitan bernapas. Ia mengatakan bahwa orang mungkin kuat menggunakan masker ini sekitar setengah jam.
Tak Perlu Cemas Bila Tak Punya Masker
Kehabisan masker atau harga yang terlalu tinggi di pasaran mungkin membuat Anda khawatir. Akan tetapi, Dr. Michael J. Ryan, direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO mengatakan, "Tidak memiliki masker tidak selalu membuat Anda berisiko lebih tinggi tertular penyakit ini.” Hal ini dikarenakan corona bukan menular melalui udara, melainkan melalui droplets atau percikan—baik dari bersin atau batuk—orang yang menderitanya.
Sehingga, penggunaan masker dianggap lebih kurang efektif pada orang sehat dibandingkan dengan mencuci tangan sebagai pencegahan. Sebab, tangan Anda bisa saja menyentuh benda yang terkena percekan batuk atau bersin penderita. Namun, Ryan menyebut bahwa yang seharusnya menggunakan masker adalah orang yang sedang sakit untuk mencegah ia menularkan virus lewat percikan bersin maupun batuknya.
Bahkan, Jerome Michael Adams, Surgeon General AS memperingatkan orang-orang untuk berhenti membeli masker jika tak perlu. Hal ini dikarenakan membludaknya perminataan pasar akan masker dikhawatirkan bisa membuat petugas medis yang merawat langsung pasien tidak bisa mendapatkan akses masker. Para profesional medis membutuhkan persediaan masker dalam jumlah besar, karena mereka bersentuhan langsung dengan pasien yang terinfeksi dan harus mengganti masker mereka berulang kali. Di samping itu, ia mengingatkan bahwa akan lebih bahaya bila orang yang sakit justru tidak bisa mendapatkan masker.
Sebagai pencegahan, CDC merekomendasikan agar rajin mencuci tangan, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut Anda dengan tangan yang tidak dicuci, menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit, dan menyemprot objek dan permukaan yang sering disentuh dengan disinfektan.
(Lela Latifa)
Topic
#corona #viruscorona #covid19 #coronavirus