Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Tidak Sok Tahu?
Anak-anak memiliki intuisi untuk selalu ingin tahu. Mereka bak sumur kosong yang harus diisi. Mereka selalu bertanya, “kenapa begini?”, “kenapa begitu”, “ini apa?”, “itu apa?”. Anda mungkin kadang lelah dengan pertanyaan tersebut. Akan tetapi, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, Anda membukakan pintu bagi pengetahuan mereka.
Akan tetapi, menurut Clinton Callahan, personal coach pendiri lembaga konseling Possibility Management, serta penulis Building Love That Lasts orang tua sering membuat kesalahan ketika merespons pertanyaan-pertanyaan anak. “Banyak orang tua berasumsi bahwa mereka harus memberikan jawaban,” ujarnya. Clinton menjelaskan bahwa kondisi psikologis orang dewasa secara alami mendorongnya untuk tampil superior dengan selalu menjadi yang mahatahu. “Saya tahu. Saya harus tahu. Anak-anak membutuhkan saya untuk tahu. Jika saya tidak tahu, siapa yang tahu?” ujar Clinton mencontohkan.
Clinton menyebut bahwa dengan mencoba untuk selalu menjawab semua pertanyaan si kecil sekalipun orang tua sendiri sebetulnya tidak tahu, maka mereka sedang menghambat kebutuhan pikiran anak yang sedang berkembang. Orang tua mencoba untuk memaksa anak-anak secara prematur ke dalam realitas orang dewasa.
“Hidup dengan anak-anak tidak harus menjadi kontes untuk melihat siapa yang paling pintar,” imbuhnya. Ketika orang tua tidak bisa menjawab pertanyaan dari anak, tidak berarti bahwa orangtua kehilangan wibawa. Justru orang tua sedang memberi kesempatan anak untuk mencari tahu bersama-sama.
Berikut adalah 5 langkah sederhana untuk tidak terjebak menjadi orang tua yang sok tahu:
1. Dengarkan Anak Anda
Sering kali ke-sok tahuan orang tua membuat pemikiran anak jadi berhenti berkembang. Bagaimana tidak, saat baru mulai akan menyampaikan pendapat, orang tua sudah menyela memberikan penjelasan. Saat anak-anak bertanya atau menyampaikan sesuatu, alih-alih menjawab langsung, Anda bisa bertanya padanya soal pendapatnya atas yang ia tanyakan. Dengarkan apa yang ada di pikiran mereka dan bersikap terbuka terhadap mereka. Anda bisa bertanya, “menurutmu bagaimana?”, “lalu apa yang terjadi?”, atau “apakah begitu?”. Dengarkan baik-baik pemikiran dan perasaan mereka. Tutup dengan kalimat, “Wow, menarik ya!” Hal ini akan mendorong mereka untuk kian kritis.
2. Tidak Menyalahkan
Jangan mengempiskan perasaan keingintahuan anak dengan menyalahkannya saat mereka mengajukan pendapat yang menurut Anda tidak tepat. Dengarkan saja dan hormati upaya mereka. Mereka akan meminta bantuan bila menginginkannya. Ajak mereka berbicara dan perlahan beri penjelasan yang bisa diterima. Bila perlu, tunjukkan langsung apa yang ia ingin tahu.
3. Jujur
Berhentilah berasumsi bahwa Anda harus menjadi otoritas tertinggi dan memiliki jawaban untuk semua pertanyaan. Biasakan untuk jujur dan mengatakan "Mama tidak tahu," bila Anda memang tidak bisa menjawab pertanyaan si kecil. Jawaban tersebut seringkali bisa menjadi hal yang paling bijak untuk dikatakan. Ambil momen ini sebagai undangan untuk bermain, menemukan dan menjelajahi dunia bersama.
4. Beri Kepercayaan
Orang tua yang sok tahu akan mengecilkan niat anak-anak. Anak-anak bisa menumbuhkan perasaan takut untuk mencoba mencari tahu karena khawatir disalahkan atau dikomentari buruk. Oleh karenanya, selalu jelaskan pada anak bahwa Anda mempercayainya.
Baca juga:
Belajar Jadi Pendengar yang Baik
5 Mantra Agar Anak Mau Mendengarkan Perkataan Anda
15 Cara Agar Anak Mau Mendengarkan Anda
Jadi Pendengar Efektif untuk Anak
Ajarkan Anak Dengarkan Instruksi Mama
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK