Ajak Anak Bantu Bersihkan Rumah
Saat lebaran, saya dan keluarga heboh mempersiapkan berbagai hal, mulai dari kue lebaran, baju baru, sampai… berburu jasa laundry kiloan yang tetap menerima order di musim liburan! Yah, maklum lah, “si teteh” asisten rumah tangga kami mengambil jatah cuti tahunannya untuk melepas kangen dengan keluarga di kampung halaman.
Saya mencoba membuat kepergiannya mudik terasa lebih “smooth” dengan mendelegasikan tugas mencuci dan menyetrika baju (oke, silakan mengatai saya ibu-ibu pemalas! ;p ).
Untuk dua poin pertama, yaitu berburu kue lebaran dan baju baru, saya bisa memenuhinya semudah membalik telapak tangan. Tetapi untuk poin ketiga: mencari jasa laundry kiloan, rasa-rasanya kok lebih sulit daripada mencari berlian di tumpukan jerami. Semua pengelola jasa laundry kiloan di lingkungan tempat tinggal kami menjawab dengan manis bahwa sama seperti si teteh, pegawai mereka pun ikut meramaikan arus mudik.
Alhasil, jadilah kami sekeluarga bahu-membagi membagi tugas untuk membuat rumah tidak terlalu tampak seperti “kapal pecah” selagi si teteh mudik. Daerah kekuasaan suami adalah lantai, dilengkapi senjata berupa sapu dan kain pel. Saya bertanggung jawab untuk urusan cuci-mencuci, baik itu baju maupun piring, serta menyediakan makanan. Menyetrika baju kami kerjakan secara tandem. Bagaimana dengan anak-anak? Tentu saja mereka juga kebagian tugas, yaitu menyiram tanaman dan membereskan kamar yang mayoritas dikerjakan oleh si kakak.
Setelah hampir dua minggu bekerja bakti, saya melihat ada sedikit perubahan pada diri anak-anak. Bukan, bukan dalam hal kedisiplinan mengerjakan tugas rumah (kalau itu sih, sepertinya too good to be true!).
Tetapi, kulit mereka jadi tampak lebih berwarna, mungkin itu akibat berjemur di halaman dua kali sehari ketika menunaikan tugas menyiram tanaman. Gerakan mereka juga tampak lebih lincah dan cekatan. Bisa jadi, itu akibat meliuk kesana-kemari ketika sibuk membantu saya bebenah rumah. Secara keseluruhan, mereka tampak lebih segar dan sehat!
Tidak disangka, olahraga yang dilakukan ala “sambil menyelam minum air” selama si teteh mudik mampu memberikan dampak positif pada diri anak-anak. Memang benar apa kata pakar kesehatan di seluruh dunia yang bolak-balik mengingatkan kita untuk senantiasa aktif secara fisik.
Terlebih pada usia anak-anak, saat mereka masih perlu mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus. Ini jelas jauh lebih baik ketimbang membiarkan si kecil berlama-lama duduk main game atau menonton televisi, kan?
Artikel Blog Mama
Penulis: Nayu Novita
Mama dari Alika dan Rendra ini rutin menulis artikel feature, terutama seputar kesehatan dan pola asuh anak di sejumlah media. Lulusan jurusan arsitektur ini gemar mengumpulkan info dari berbagai sumber tentang kesehatan anak.