5 Kiat Mendengarkan dengan Penuh Empati agar Pasangan Merasa Dipahami
Pernah nggak, Ma, lagi merasa sedih, kecewa, resah, minder, atau malu lalu curhat ke suami dengan harapan bisa merasa lebih baik tapi malah berujung merasa tidak dimengerti?
Nah, pertanyaan yang sama juga untuk Papa: pernah tidak istri Anda malah jadi emosional setelah curhat atau bahkan sampai bertengkar?
Sebetulnya ketika hal tersebut terjadi tak bisa sekonyong-konyong disimpulkan bahwa Papa tidak memahami dan tidak mengenal Mama. Yang sering terjadi hanyalah Papa tidak mengerti bagaimana harus merespons curhatan Mama.
Secara psikologis, otak laki-laki memang terbiasa bekerja sebagai pemecah masalah. Oleh karenanya, ketika mendengar masalah pasangannya, memang akan langsung mencari dan memberikan solusi. Naaah, ini dia biang keroknya. Padahal, kan, niatnya baik. Akan tetapi, sering kali, istri hanya butuh didengarkan, Pa, bukannya langsung didikte dengan kalimat “Seharusnya kamu…”
Marilyn Wedge, Ph.D., terapis keluarga dari University of Chicago, AS, membagikan kiat mendengarkan dengan penuh empati agar pasangan Anda merasa betul-betul dipahami:
-
Gatal Menasihati? Tahan!
“Saat kita terluka, kita membutuhkan empati, bukan nasihat,” ujar Marilyn. Wajar jika ingin membantu dan menawarkan solusi kepada seseorang yang kita cintai, tetapi nasihat mungkin bukan yang dibutuhkan pada saat itu juga. Jadi, jangan mencoba untuk memperbaiki masalah atau memberi nasihat kecuali diminta langsung oleh pasangan Anda secara khusus.
-
Sabar dan Tetap Perhatikan
Bersabarlah dan jangan frustrasi jika pasangan Anda tidak bisa langsung mengatakan apa yang dia rasakan. Kadang, istri Anda mungkin butuh waktu untuk meluapkan emosi negatifnya dulu dengan menangis, memeluk Anda, atau bahkan terdiam. Sementara bagi seorang laki-laki, hal ini mungkin terlalu tidak to the point dan membingungkan.
Beberapa orang membutuhkan waktu untuk menemukan kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya. Tetap pusatkan perhatian padanya, memberikan sentuhan lembut, dan menunggu.
-
Don’t Take It Personally
Jangan mengambil perasaan pasangan Anda secara pribadi. Ketika ia mengatakan bahwa ia lelah mengasuh anak, bukan berarti ia tidak mampu menjadi ibu. Jadi, jangan juga terburu-buru membuat kesimpulan.
-
Jangan Bersikap Defensif
Ketika istri mengungkapkan perasaan berkaitan dengan keluhan terhadap Anda, Anda mungkin secara tidak sadar merasa diserang. Kendalikan emosi Anda sendiri dan jangan bersikap defensif atau menyerang balik. Sebab, yang dimaksudkan oleh istri Anda bukan serta merta merupakan kritik. “Beri pasangan Anda ruang yang aman untuk mengekspresikan dirinya tanpa Anda menyela,” pesan Marilyn. Anda bisa mengambil giliran untuk mengatakan apa yang ada di pikiran Anda sendiri kemudian.
-
Gunakan Teknik Mendengarkan Reflektif
Teknik mendengarkan reflektif membuat orang lain merasa dipahami dan diperhatikan. Contoh teknik ini adalah dengan mengatakan, “Aku tahu kamu sedang lelah sekarang,” atau “Ini pasti sulit sekali buatmu.” Ini membuat pasangan Anda terdorong untuk bercerita lebih banyak.
Hindari mengatakan kalimat seperti, “Aku nggak paham kenapa kamu bisa berpikir seperti itu,” atau “Itu nggak masuk akal buatku,” karena hal tersebut akan membuat pasangan Anda menutup diri dan justru sakit hati.
Sudah siap menjadi tempat curhat yang paling nyaman, Pa?
Baca juga:
25 Kalimat Empati Dalam Merespons Curhat Pasangan
5 Cara agar Suami Mendengarkan Omongan Anda
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK