#AyoTunjukTangan: 9 dari 10 Anak Indonesia Kekurangan Akses Edukasi & Nutrisi
Pandemi membawa banyak perubahan, termasuk dalam dunia pendidikan. Menurut laporan UNICEF, di Indonesia, pandemi memperlebar kesenjangan pendidikan bagi banyak anak. Pasalnya, keterbatasan akses perangkat digital dan kuota internet menjadi penyebab beberapa anak kesulitan mengikuti sekolah daring. Hanya kurang dari 15% murid pedesaan dan 25% murid perkotaan yang memiliki komputer untuk belajar. Sementara itu, tidak sedikit yang harus berbagi smart phone dengan saudara atau orang tua untuk sekolah daring.
Tak hanya masalah pendidikan, pandemi juga membuat beberapa anak mengalami kesulitan akses nutrisi. Astrid Prasetyo, Marketing Manager SGM Eksplor menyebut bahwa 9 dari 10 anak di Indonesia masih mengalami kekurangan akses edukasi dan nutrisi yang memadai. Anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan gizi. Hal ini tentunya dapat menghambat tumbuh kembang anak secara optimal.
Padahal, menurut Daisy Indira Yasmine, S.Sos., M.Soc. Sci., Sosiolog serta Pengamat Sosial Anak dari Universitas Indonesia, masalah nutrisi dan pendidikan adalah kunci dari generasi maju untuk mengembangkan potensinya secara keseluruhan. “Dalam upaya menciptakan generasi maju harus dimulai dari pengembangan kualitas hidup seorang anak sejak dini dan didukung oleh lingkungan sosial sekitar secara kolektif dan masif,” ujarnya. Oleh karenanya, ia menilai penting bagi seluruh komponen sosial, baik pemerintah, masyarakat, serta pihak swasta untuk mendukung pemenuhan nutrisi dan pendidikan bagi anak-anak bangsa.
Baca juga: 5 Mineral Penting yang Harus Dikonsumsi Anak di Masa Pertumbuhan
Jumeri, S.TP., M. Si., Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) mengatakan, “Kami meyakini bahwa anak-anak Indonesia saat ini dapat menjadi mesin pembangunan yang luar biasa saat mereka mencapai usia produktif dan akan dapat meraup manfaat maksimal dari bonus demografi untuk mendukung kemajuan masa depan bangsa. Namun, untuk dapat mencapai hal tersebut, Indonesia harus berinvestasi sekarang juga untuk generasi muda, termasuk di bidang pendidikan dan kesehatan yang menjadi fondasi untuk dapat mendukung pengembangan potensi mereka secara maksimal.”
“Seharusnya tidak boleh ada anak yang tertinggal, termasuk dalam memperoleh akses nutrisi dan pendidikan,” kata Astrid. Menurutnya, SDGM Eskplor memandang bahwa anak-anak harus diperhatikan karena merupakan masa depan bangsa. Atas dasar inilah, SGM Eksplor mengambil inisiatif untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk ambil bagian dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak Indonesia melalui gerakan sosial #AyoTunjukTangan pada tahun 2021 ini.
“Gerakan sosial #AyoTunjukTangan merupakan salah satu komitmen dan upaya SGM Eksplor berkolaborasi dengan banyak partner yang memiliki tujuan sama untuk bersama-sama tunjuk tangan, berinisiatif untuk mendukung kemajuan anak Indonesia,” terang Astrid. Gerakan sosial ini telah berhasil menyalurkan dukungan akses pendidikan dan nutrisi berupa dukungan gadget dan beasiswa pendidikan online bagi 1.500 siswa Sekolah Dasar, rehabilitasi 10 sekolah, serta 75.000 dukungan produk susu pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun yang tersebar di 41 kota dan 15 provinsi di Indonesia.
Gerakan sosial #AyoTunjukTangan ini juga berkolaborasi dengan pemerintah melalui Kemendikbudristek dan pelaku industri lainnya yang memiliki komitmen sama untuk mewujudkan kemajuan anak Indonesia, di antaranya dengan Telkomsel.
“Kami sangat senang dapat ikut terlibat dan berkontribusi dalam gerakan sosial #AyoTunjukTangan guna mendukung akses pendidikan bagi anak Indonesia dengan menjalankan peran kami sebagai connectivity enabler melalui penyediaan akses konektivitas yang sangat krusial untuk memastikan terselenggaranya pembelajaran daring dengan baik,” tutur Andry P. Santoso, General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel.
Di samping itu, kerjasama juga berjalan dengan CAKAP, platform pembelajaran online. “CAKAP telah memberi program belajar Bahasa Inggris gratis selama 1 tahun kepada ribuan siswa-siswi di Indonesia. Pengetahuan Bahasa Inggris sendiri menjadi salah satu pembelajaran penting bagi masyarakat sejak usia dini. Untuk itu, melalui inisiatif ini kami berharap lebih banyak anak Indonesia bisa belajar Bahasa Inggris secara mudah hingga memiliki potensi menjadi SDM yang dapat bersaing secara global ke depannya,” terang Siti Messyana Putri, Senior Business Development Manager CAKAP.
Baca juga:
Sudah Optimalkah Pertumbuhan Anak Anda?
7 Langkah Jaga Kesehatan Mata Anak Selama Sekolah Online
Jaga Postur Tubuh Anak Selama Sekolah Online
LTF
FOTO: FREEPIK, DOK. ACARA
Topic
#keluarga #kesehatan #gizikeluarga