Mengapa Pilih Operasi Caesar
Makin banyak ibu di Amerika Serikat yang memutuskan untuk menjalani operasi Caesar. Bahkan, menurut suatu studi, jumlah operasi Caesar yang direncanakan (tanpa alasan medis) meningkat sampai 30% dalam beberapa tahun terakhir. Inilah alasannya: Merasa nyaman dengan adanya penjadwalan kelahiran bayi dan menghindari rasa sakit ketika melahirkan.
Beberapa wanita juga takut tidak bisa mengontrol buang air kecil setelah melahirkan via vagina, walau penelitian terbaru menunjukkan faktor genetik adalah pemicu sesungguhnya. American College of Obstetricians and Gynecologists mengizinkan para wanita untuk menentukan pilihan sendiri selama mereka menyadari sepenuhnya risiko yang akan dihadapi, seperti kemungkinan mengalami komplikasi akibat operasi, serta proses pemulihan yang lebih lama dan lebih sakit. Wanita yang berencana memiliki lebih dari 2 anak sebaiknya menghindari operasi Caesar, menurut National Institutesof Health, karena bekas luka akibat operasi akan membuat operasi serupa nantinya lebih berisko tinggi.
“Saya memang tidak menolak untuk melakukannya, tapi saya ingin tahu alasan di balik keinginan mereka. Makanya, saya menyarankan agar mereka meminta pendapat dari dokter lain,” kata Jacques Moritz,M.D., direktur divisi ginekologi di St.Luke‘s Roosevelt Hospital,New York City. Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk penjadwalan operasi Caesar, bicarakan dengan dokter kandungan Anda sebelum memutuskannya. Ini adalah operasi besar, sehingga Anda harus mempertimbangkannya secara serius.
BAGAIMANA ‘NASIB’ SI BAYI?
Operasi Caesar bisa menyebabkan masalah pernapasan pada bayi. Ini sebabnya:
- Paru-paruadalah organ terakhir yang matang. Jika operasi dijadwalkan lebih awal dari hari H, misalnya seminggu sebelumnya, bayi perlu dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) sampai paru-parunya berkembang sempurna.
- Bila persalinan tidak melalui jalan lahir, ini berarti akan lebih sedikit cairan yang keluar dari paru-paru. Akibatnya, bernapas jadi lebih berat pada hari-hari pertama.