Kenali Penyebab Kehamilan Berisiko Tinggi
Kehamilan berisiko tinggi tak hanya bisa dialami oleh mama yang hamil di usia 40-an. Setiap perempuan memiliki risiko untuk mengalaminya. Menurut dr. Alvin Setiawan, SpOG,M. Kes,DMAS dari Thomson Specialist Centre, kehamilan berisiko tinggi adalah suatu keadaan ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada mama dan janin. Namun, ada juga yang mengartikan kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar (baik itu bagi mama maupun bayinya), dengan adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau sesudah proses persalinan.
Kenali Faktor Risiko Kehamilan Berisiko Tinggi
1. Penyakit yang Menyertai Kehamilan
- Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal, misalnya darah tinggi, rendahnya kadar protein dalam darah, dan tingginya kadar protein dalam urin.
- Ketiksesuaian golongan darah, misalnya pada janin dan calon mama yang dapat menyebabkan bahaya bagi keduanya. Contohnya ketidaksesuaian rhesus.
- Endokrinopati atau kelainan endokrin, misalnya penyakit gula.
- Kardiopati atau kelainan jantung pada calon mama yang tidak memungkinkan atau membahayakan bagi mama jika hamil dan melahirkan.
- Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan pembekuan darah yang memungkinkan terjadinya perdarahan yang lama dan dapat mengancam jiwa.
- Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo virus dan Herpes simpleks), yang dapat membahayakan calon mama dan janin.
2. Penyulit Kehamilan
- Partus prematurus atau kelahiran prematur, yaitu kurang dari 37 minggu usia kehamilan. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kasus kematian bayi baru lahir.
- Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil usia muda yang disebabkan oleh abortus atau keguguran, kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan, maupun perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan yang disebabkan oleh plasenta previa (plasenta melekat tidak normal dalam kandungan) dan solution plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya).
- Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan usia kehamilan, misalnya hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, kehamilan kembar, dan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.
- Kehamilan lewat waktu, yaitu usia kehamilan lebih dari 42 minggu.
- Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas operasi Caesar.
3. Keadaan Calon Mama Secara Umum
- Umur calon mama kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Sudah sering melahirkan, terutama pada mama yang sudah melahirkan lebih dari 4 orang anak.
- Berat badan calon mama, bisa terjadi pada calon mama yang terlalu kurus atau terlalu gemuk.
- Tinggi badan calon mama, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.
- Bentuk panggul tidak normal.
- Jarak antara dua kehamilan terlalu berdekatan, yaitu kurang dari 2 tahun.
- Kecanduan alkohol, rokok, dan obat terlarang.
4. Riwayat Kehamilan Yang Buruk
- Kematian bayi pada persalinan yang lalu, atau bayi lahir dengan kelainan cacat bawaan.
- Satu atau beberapa kali mengalami kelahiran prematur.
- Keguguran yang terjadi berulang kali dan berturut-turut, sekurang-kurangnya 3 kali.
- Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun, dimana pasangan tidak merencanakan untuk menunda kehamilan dengan cara apapun tapi selama 5 tahun tidak hamil juga.
Baca juga: Penting! Check Up Jantung Sebelum Hamil