Pengaruh Hormonal pada Tekanan darah dan Risiko Hipertensi Mama
Sebagai perempuan, kita terbiasa dengan berbagai macam reaksi ‘ajaib’ di dalam tubuh yang berkaitan dengan hormon, misalnya saja menstruasi, kehamilan, dan setelah melahirkan. Perkara hormon berperan sangat besar dalam kehidupan perempuan, termasuk dalam hal kesehatan secara keseluruhan.
Hormon diketahui juga menjadi faktor penyumbang beberapa masalah seperti osteoporosis. Kepadatan tulang seorang perempuan bisa semakin menurun beberapa tahun setelah menopause lantaran kadar estrogen yang juga menurun tajam.
Baca juga: Cegah Osteoporosis Sejak Usia 30-an, Konsumsi Asupan Ini
Selain masalah tersebut, hormon ternyata juga berkaitan erat dengan tekanan darah dan risiko hipertensi pada perempuan. Dikatakan oleh dr. Siska Suridanda Dany, Sp.JP, FIHA, Anggota Pokja Panduan Konsensus InaSH dalam konferensi virtual InaSH (Indonesian Society of Hypertension), “Hipertensi pada perempuan memiliki keunikan dalam hubungannya dengan berbagai perubahan hormonal yang menyertai perempuan sepanjang siklus hidupnya.”
Dirinya memaparkan bahwa setiap fase siklus kehidupan perempuan, ada perubahan spesifik gender yang dapat menempatkan perempuan pada risiko hipertensi serta komplikasi yang menyertainya.
Bagaimana kondisi hormonal bisa berkaitan dengan risiko hipertensi pada seorang perempuan?
- Pada Saat Kehamilan
Hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko kejang, stroke, gagal ginjal, pembekuan darah, hingga gagal jantung. Hipertensi ini menempati urutan kedua yang menyumbang risiko kematian ibu hamil di negara berkembang. Sementara, pada bayi, kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran prematur, pertumbuhan yang terhambat, dan kerusakan plasenta.
Baca juga: Perdarahan Saat Hamil, Mana yang Normal, Mana yang Berbahaya?
- Penggunaan Kontrasepsi
Risiko terjadinya hipertensi ini berhubungan dengan dosis dan jenis kontrasepsi yang digunakan, usia, adanya riwayat hipertensi di keluarga, obesitas, serta kebiasaan tidak sehat seperti merokok. Apabila tekanan darah tetap tinggi walaupun telah dilakukan penyesuaian jenis pil kontrasepsi maka pil kontrasepsi harus dihentikan,“ jelasnya.
Baca juga: Apa Kontrasepsi Tepat Untuk Ibu Menyusui?
- Pasca Menopause
Kenali Angkamu
Untuk melakukan pencegahan hipertensi, dr. Siska menyarankan untuk ‘kenali angkamu’, yakni dengan rutin menimbang berat badan. Mengukur lingkar perut, serta mengukur tekanan darah rutin.
Agar semua angka Anda normal atau ideal, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah rutin beraktivitas fisik. Riset dari WHO menunjukkan bahwa aktivitas fisik teratur dapat membantu menurunkan risiko hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, demensia, osteoporosis, depresi, dan diabetes sebanyak 20-30%. Di samping itu, beraktivitas fisik secara teratur juga dapat memperpanjang hidup hingga 3-5 tahun.
Mama bisa, lho, Memilih Olahraga Tepat Sesuai Siklus Menstruasi agar lebih nyaman dan hasilnya optimal.
Baca juga:
Bekerja Lebih dari 40 jam Seminggu Berisiko Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi
Perut Jadi Rata Karena Olahraga atau Diet?
Perbedaan Hasil Olahraga Siang dan Malam
Frekuensi dan Durasi Olahraga yang Tepat
Mitos dan Fakta tentang Olahraga
8 Gaya Hidup Jantung Sehat
6 Tanda Jantung Anda Bermasalah
12 Daftar Asupan untuk Capai Jantung Sehat
LTF
Foto: Freepik
Topic
#duniamama #kesehatan #selfcare