Identitas Orang Tua Setelah Punya Anak
Sejak anak lahir, banyak mama ‘kehilangan’ nama dan identitas. Di rumah sakit, saat mengantre dan mendapat giliran memeriksakan anak, perawat akan memanggil Anda, “Mama Danila!”, “Mama Bagas!” dll. sesuai nama anak, dan bukan nama Anda sendiri. Begitu pula di lingkungan keluarga, tetangga, atau sekolah anak, orang-orang akan lebih mengingat Anda sebagai mama anak dan seakan melupakan nama Anda. Bisa jadi, bukan saja lupa, para mama di sekolah anak, misalnya, bahkan tidak mengenal sama sekali nama Anda!
Sebagian mama tidak merasa keberatan, bahkan bangga, dengan sebutan baru itu. Tetapi, sebagian mama merasa tidak nyaman, dan tetap ingin disapa dengan nama sendiri. Jika itu terjadi kepada Anda, tidak mengapa Anda meminta saudara, teman, para orang tua teman-teman anak, dan guru, untuk menyebut nama Anda. Tetapi jangan lupa, Anda pun memanggil mereka dengan nama mereka sendiri. Tanya saja jika Anda belum tahu.
Katakan dengan manis, “Panggil saya Shinta saja, ya, supaya lebih enak/ akrab. Nggak apa-apa, kok. Oh, ya, nama Mbak siapa, ya? Supaya kita bisa sama-sama panggil nama.” Tetap ‘memiliki’ nama sendiri sebenarnya menegaskan kepada diri bahwa Anda tetaplah diri Anda sendiri, individu unik yang memiliki berbagai peran sebagai mama, istri, dan wanita bekerja. (foto: 123rf)