Cegah Kulit Keriput Berkat Kolagen
Kini, semakin banyak produk mengandung kolagen yang siap digunakan di pasaran. Kolagen memang diakui merupakan komponen penting untuk menahan laju penuaan dini, yang ditandai dengan kulit keriput dan kusam. Agar lebih tepat saat memanfaatkan kolagen, berikut fakta penting seputar kolagen, menurut dr. Ariana Suryadewi, M. Biomed, dokter dan konsultan anti-aging, yang ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kolagen diambil dari kata ‘kolla’ dalam bahasa Yunani, yang berarti perekat. Faktanya, kolagen memang merupakan perekat dalam tubuh manusia, mulai dari, kulit, tulang hingga jaringan ikat. “Kekurangan kolagen pada kulit menyebabkan seseorang mengalami keriput karena 70% bagian dari dermis (lapisan tengah kulit) adalah kolagen. Sedangkan kekurangan kolagen pada tulang, dapat menyebabkan osteoporosis,” kata Steffen Oesser, pendiri The Collagen Research Institute, Kiel, Jerman.
Kolagen suntik, oral atau topikal? Semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kolagen topikal atau oles, penggunaannya hanya di wajah, sehingga berdampak di wajah saja. Kolagen suntik efektif mengurangi laju penuaan pada kulit, namun tak disarankan untuk ibu hamil karena dapat masuk ke pembuluh darah menuju janin. Sementara kolagen oral atau minum, masih aman dikonsumsi ibu hamil karena jumlah kolagen dalam darah sudah berkurang oleh proses pencernaan, sehingga tak berdampak kepada janin.
Gunakan kolagen sesuai peruntukkannya. Kolagen obat suntik tidak dapat diminum, kolagen dalam obat oles tidak bisa untuk disuntikkan, dan seterusnya, karena tidak efektif.
Kolagen sebenarnya diproduksi oleh tubuh setiap orang. Ia disekresikan oleh berbagai sel berbeda, terutama oleh sel-sel jaringan ikat. Saat usia muda, tubuh secara konsisten memproduksi kolagen, namun di usia 40, produksinya menurun drastis, dan terus berjalan hingga setelah menopause. Pada usia 60, kolagen menurun dalam jumlah cukup besar, sehingga muncul keriput yang sangat jelas.
Kolagen baik dikonsumsi saat hamil, terutama saat kulit mengalami flek kehamilan. Kolagen dapat membuat flek menjadi lebih ringan. Namun kolagen topikal tak disarankan digunakan saat ibu hamil mengalami jerawat, karena kolagen topikal cenderung memicu minyak di kulit, sehingga jerawat semakin gawat.
Konsumsi kolagen dengan vitamin C. Sebuah penelitian membuktikan, penggunaan vitamin C secara topikal dapat meningkatkan produksi kolagen di kulit. Selain itu, vitamin C dapat menjadi anti-radikal bebas, sehingga proses regenerasi kolagen di kulit lebih optimal.
Hindari paparan sinar matahari langsung, merokok, dan konsumsi gula tinggi karena dapat merusak produksi kolagen.
Tidur cukup dan cukup air putih dapat memperbaiki proses metabolisme, dan berdampak kepada produksi kolagen lebih baik.
(LAD)