Bila Anak Dibandingkan dengan Anak Lain
Anda berusaha tidak membandingkan anak Anda dengan anak lain. Tapi… Anda masih harus menghadiri arisan keluarga dan baby play date. “Paling deg-degan kalau bertemu dengan keluarga besar. Pasti ada saja yang membandingkan Rachel dengan sepupu sepupunya,” kata Rahma. Otak Anda secara bijaksana sudah memberi sinyal untuk mengabaikan komentar-komentar mereka. Namun apa daya, dalam hati masih terbersit rasa cemburu dan terganggu mendengar sepupunya terus-menerus selangkah di depan buah hati Anda.
Jika itu yang terjadi, dengarkan isi kepala Anda, bukan hati Anda. Saat orang tua Rahma berkomentar tentang cara makan Rachel yang masih berantakan, Rahma tidak buru-buru emosi. Ia berkata dengan santai, “Iya, Oma, Rachel memang masih belajar makan. Ini sudah lebih baik dari beberapa hari yang lalu. Dia juga lagi belajar ke toilet sendiri. Sekarang sudah bisa, lho”. Beberapa tip berikut ini juga bisa Anda coba:
1. Sampaikan secara langsung jika Anda keberatan.
Menurut Nina, orang tua bertanggung jawab menjaga lingkungan anaknya tetap positif. Oleh sebab itu, jika Anda merasa sangat terganggu, sampaikan dengan lembut – tapi tegas – bahwa Anda keberatan. “Memang agak sulit, terutama menyampaikannya kepada orang yang lebih tua, seperti orang tua kita. Tidak bisa sekali jalan langsung berhasil. Namun kita harus ingat bahwa itu tanggung jawab kita,” kata Nina. Katakan pada keluarga Anda bahwa Anda mencintai si kecil apa adanya, dan perbandingan yang terus-menerus diucapkan mereka membuat Anda merasa tidak nyaman.
Sampaikan juga bahwa Anda ingin anak Anda diterima sebagai individu, tidak sebagai seseorang yang yang selalu berlomba dengan sepupunya. Tunjukkan bahwa semakin si kecil tumbuh besar, ia juga akan merasa kesal dengan segala perbandingan tersebut. Ingatkan keluarga Anda bahwa hubungan mereka dengan anak Anda mungkin akan terpengaruh jika mereka terus membandingkan.
2. Gunakan perbandingan secara positif
Jika Anda tak bisa menghentikan komentar komentar keluarga, gunakan itu sebagai keuntungan. Komentar-komentar mereka bisa menjadi bahan untuk mengevaluasi perkembangan anak Anda dibandingkan sepupunya, misalnya. Bisa juga membantu Anda berpikir tentang cara-cara meningkatnya kemajuan perkembangannya.
Sebagai contoh, saat berusia 4 tahun, Kayla tampil menari bersama teman-teman kelompok bermainnya. Gerakannya selalu terlambat mengikuti guru yang memberi contoh di depan panggung. Salah satu anggota keluarga saya berkomentar, “Kok, Kayla gerakannya nggak selincah teman temannya, ya?” Komentar itu membuat saya lebih banyak memberikan permainan fisik untuk merangsang perkembangan motorik dan koordinasinya. Setahun kemudian, ketika tampil menari lagi, Kayla sudah bisa bergerak lincah sama seperti anak-anak lain.
3. Jangan sampai tergoda ya, Ma.
Terus-menerus dibandingkan dengan anak lain bisa membuat Anda secara tidak sengaja mendorong si kecil untuk mencapai sesuatu lebih dari bakat dan kemampuannya. Dalam kondisi frustasi, Anda bisa memaksanya secara berlebihan, menciptakan harapan yang tidak dapat ia penuhi. Misalnya, memaksa anak Anda bisa membaca di usia empat tahun hanya karena sepupunya sudah bisa. Bukan salah anak Anda, Ma, jika sepupunya terus-menerus mencapai satu kemampuan lebih dulu dibanding dia. Permintaan yang tidak realistis akan membuat dia merasa buruk tentang dirinya sendiri dan kemampuannya.
Foto : TPG News