Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Demography menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja secara konsisten si usia kerja paruh baya lebih sehat secara fisik dan mental. Penelitian yang dilakukan oleh The Max Planck Institute for Demographic Research di Rostock, German ini menganalisis 5100 perempuan. Tim peneliti mengikuti para perempuan saat mereka berusia antara 30-44 tahun dan berakhir ketika mereka berusia 66-80 tahun.
 
Dari data yang dikumpulkan, didapatkan hasil bahwa perempuan yang bekerja selama 20 tahun pertama studi memiliki tingkat depresi yang lebih rendah ketika memasuki usia pensiun. Di samping itu, bekerja juga dapat menurunkan risiko kematian sebesar 25%.
 
Penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan menjadi penentu sosial yang penting bagi kesehatan. Hal ini karena pekerjaan dapat menyediakan sumber daya keuangan dan sosial yang dapat memungkinkan stabilitas dan kesejahteraan. Dalam kondisi sejahtera, tentu seseorang dapat memiliki kesehatan yang lebih baik.
 
Tim peneliti juga menemukan bahwa sekalipun pernah memiliki pengalaman pekerjaan yang tidak baik, tetap ada kesimpulan bahwa kesehatan perempuan tetap diuntungkan dengan bekerja.
 
Konflik Ibu Bekerja
Akan tetapi, hidup sebagai perempuan bekerja juga tidak mudah. Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan mengalami 30% hingga 40% lebih banyak perasaan bersalah daripada laki-laki, ketika bekerja mengganggu kehidupan pribadi seperti perannya menjadi seorang ibu.
 
Ya, memang tidak mudah membagi peran untuk mengasuh anak dan bekerja. Bila memang Anda memutuskan untuk bekerja, kelilingi diri Anda dengan supporting system baik di kantor maupun di rumah.
 
Baca juga:
Perasaan Bersalah Ibu Bekerja Pemicu Stres Kronis
Aturan Bekerja di Rumah
Bekerja Atau Ibu Rumah Tangga?
Dampak Positif Mama Bekerja
Kembali Bekerja Setelah Cuti Melahirkan
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: PIXABAY