Kontroversi Sunat Anak Perempuan
Hingga saat ini, sunat pada anak perempuan masih menjadi pro kontra. Praktek sunat memang merupakan hal umum untuk anak laki-laki, tapi tidak untuk anak perempuan. Bahkan kalangan kedokteran sendiri pun sangat tidak menganjurkan sunat untuk anak perempuan.
Sunat anak perempuan seringkali terkait dengan masalah budaya. Di Afrika, misalnya, sunat perempuan dilakukan dengan cara memotong klitoris dan dengan tujuan untuk meredam hasrat seksual si perempuan kelak.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggolongkan tindakan ini sebagai Female Genital Mutilation (FGM). Di Indonesia sendiri, bahkan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan mendukung semua usaha untuk menghapus pelaksanaan FGM dan mengusahakan agar Departemen Kesehatan menerbitkan larangan bagi petugas medis/paramedis, termasuk fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, untuk tidak melakukan sunat pada perempuan.
Baca juga: Persiapan Sebelum Sunat pada Anak Laki-laki