Jika Pup Bayi Cair
Anak Anda yang masih mengonsumsi ASI, pupnya cair? Perlukah dibawa ke dokter?
Sebelumnya jawablah terlebih dahulu: Apakah anak mendapat ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif pada saat ini? Apakah ia tidak demam? Apakah frekuensi menyusunya masih seperti biasanya? Bila pup cairnya tidak sering dan tidak berlangsung selama berhari-hari, Anda tidak perlu cemas.
Mungkin saja, pupnya variasi dari yang versi normalnya saja. Terus saja susui dan pantau dia.
Jika pupnya sering (misalnya, lebih dari 6 kali) dan volume kotorannya setiap kali pup banyak, perlu dipikirkan kemungkinan adanya infeksi virus. Kalau disertai muntah-muntah, mungkin saja ia menderita gastroenteritis (peradangan pada saluran pencernaan).
Kebanyakan gastroenteritis pada anak atau bayi disebabkan infeksi virus. Bagaimana terapinya? Mencegah jangan sampai ia dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh). Jadi, berikan ASI sesering mungkin dan juga berikan cairan rehidrasi oral (oralit) khusus untuk anak. Oralit bisa didapat di apotik dalam bentuk cairan di botol atau bubuk.
Bila bayi tidak demam, menyusu ASI secara eksklusif, dan pup cairnya hanya sesekali, pikirkan kemungkinan ASI terlalu deras. Kalau sudah begini, perah ASI sebelum menyusui (sedikit saja) agar tidak terlalu deras. Anak jangan diberi makanan lain, selain ASI ya, sampai usianya mencapai 6 bulan.
Kapan harus ke dokter? Jika pupnya kerap dan sudah lebih 1 minggu, disertai muntah hijau, dehidrasi berat, sesak napas, kejang, atau kotorannya berdarah.