Tidur Siang Bagi Anak, Ini Manfaatnya!
Rasanya hampir semua orang tua akan mengalami masa-masa penuh drama, ketika ajakan tidur siang kepada anak akan dianggapnya sebagai ‘hukuman’. Entah kenapa, tapi hal ini memang kerap terjadi pada anak di usianya yang baru memasuki 2 tahun. Padahal, Anda pun pasti tahu bahwa di usianya ini anak masih membutuhkan banyak tidur, termasuk di siang hari. Menurut Kim West, MD., sleep coach dari Annapolis, Maryland, sekaligus penulis buku The Sleep Lady Good Night, Sleep Tight: Gentle Proven Solutions to Help Your Child Sleep Well and Wake Up Happy, saat tidur, anak akan merekam kembali di otak semua hal yang sudah dipelajari sebelumnya. Tentu saja hal ini akan memudahkannya mengakses kembali ingatan tersebut saat terbangun nanti.
Menurut West, tumbuh kembang anak akan lebih maksimal lagi bila ia terbiasa tidur siang dan tidur nyenyak sepanjang malam. Karena di saat tidur, tubuh anak akan memproduksi hormon pertumbuhan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya (artinya: anak yang cukup istirahat akan lebih jarang sakit!). Kurangnya waktu tidur pada anak juga sering kali dihubungkan dengan masalah kesehatan. Sebuah studi yang dilansir oleh Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine menyebutkan bahwa anak di bawah usia 5 tahun yang tidak bisa tidur malam dengan nyenyak (sekitar 10 – 12 jam), memiliki risiko tinggi terkena obesitas, yang dapat membawanya ke masalah kesehatan lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung.
Hasil serupa juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Elsie Taveras, Ph.D., dari Harvard yang menyatakan bahwa bayi yang tidur kurang dari 12 jam sehari memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, Anda pasti juga menyadari kalau anak menjadi lebih sulit diatur dan lebih rewel ketika ia kurang tidur. Itu sebabnya, menurut Robert Beckerman, M.D., dokter spesialis gangguan tidur dari Children’s Mercy Hospitals and Clinics, Kansas City, Missouri, anak-anak, terutama yang memiliki gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan hiperaktif, harus mendapatkan tidur siang yang berkualitas. Tidur yang berkualitas akan memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi, mengerti, bahkan melakukan hal yang mudah sekalipun.
Sebuah penelitian yang dilakukan University of Southern Missisipi yang mengamati laporan dari para orang tua, menemukan bahwa anak usia 4 – 5 tahun yang tidak pernah tidur siang ternyata memiliki tingkat hiperaktif yang lebih tinggi, mudah gelisah, dan depresi dibanding anak yang tidur siang setidaknya seminggu sekali.
Menurut West, tumbuh kembang anak akan lebih maksimal lagi bila ia terbiasa tidur siang dan tidur nyenyak sepanjang malam. Karena di saat tidur, tubuh anak akan memproduksi hormon pertumbuhan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya (artinya: anak yang cukup istirahat akan lebih jarang sakit!). Kurangnya waktu tidur pada anak juga sering kali dihubungkan dengan masalah kesehatan. Sebuah studi yang dilansir oleh Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine menyebutkan bahwa anak di bawah usia 5 tahun yang tidak bisa tidur malam dengan nyenyak (sekitar 10 – 12 jam), memiliki risiko tinggi terkena obesitas, yang dapat membawanya ke masalah kesehatan lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung.
Hasil serupa juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Elsie Taveras, Ph.D., dari Harvard yang menyatakan bahwa bayi yang tidur kurang dari 12 jam sehari memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, Anda pasti juga menyadari kalau anak menjadi lebih sulit diatur dan lebih rewel ketika ia kurang tidur. Itu sebabnya, menurut Robert Beckerman, M.D., dokter spesialis gangguan tidur dari Children’s Mercy Hospitals and Clinics, Kansas City, Missouri, anak-anak, terutama yang memiliki gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan hiperaktif, harus mendapatkan tidur siang yang berkualitas. Tidur yang berkualitas akan memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi, mengerti, bahkan melakukan hal yang mudah sekalipun.
Sebuah penelitian yang dilakukan University of Southern Missisipi yang mengamati laporan dari para orang tua, menemukan bahwa anak usia 4 – 5 tahun yang tidak pernah tidur siang ternyata memiliki tingkat hiperaktif yang lebih tinggi, mudah gelisah, dan depresi dibanding anak yang tidur siang setidaknya seminggu sekali.