Sudah Optimalkah Pertumbuhan Anak Anda?
Setiap mama pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tapi, seperti apa, sih, kriteria anak yang disebut sehat? Benarkah ia harus terlihat gemuk?
Stop Membandingkan Berat Badan Anak
Menurut dr. Purnamawati S. Pujiarto, Sp.AK, MMPed., dokter anak di RS Kemang Medical Care, Jakarta, “Anak dikatakan sehat jika kondisi jasmani, emosi, sosial, dan kognitifnya dalam keadaan sehat. Ini berarti pertumbuhan dan perkembangannya sesuai tahapan usianya dan berlangsung secara optimal.” Nah, yang jadi masalah, banyak orang (termasuk tenaga kesehatan) yang hanya mengaitkan definisi sehat dengan kondisi jasmani alias berat badan (BB) anak saja. “Padahal, ada berbagai patokan yang bisa digunakan untuk mengukur pertumbuhan anak. BB hanyalah salah satu parameter,” kata dr. Wati yang juga pendiri milis Sehat dan Yayasan Orang Tua Peduli.
Dr. Wati melanjutkan, “Pertumbuhan anak dinilai dengan cara memplot berat badan anak sejak lahir sampai saat ini di kurva pertumbuhan berat badan, lalu menarik garis antara titik plot tersebut. Dari situ bisa terlihat apakah garisnya terus naik mengikuti grafi k atau mendatar bahkan menurun. Sayangnya, yang justru sering terjadi adalah anak tidak diplot di kurva pertumbuhan setelah ditimbang berat tubuhnya. Jadi tanpa disadari, kita hanya menilai pertumbuhan dari angka secara sesaat. Misalnya, naiknya cuma 500 gram. Padahal, yang seharusnya dinilai garis tren pertumbuhannya sejak lahir.”
Hal Lain yang Memengaruhi Pertumbuhannya
Optimal atau tidaknya pertumbuhan anak dipengaruhi banyak hal. Di antaranya adalah keturunan (genetik). Jika mama saja atau papa saja yang kurus, umumnya ada anaknya yang kurus. Namun bila mama dan papa sama-sama kurus, kemungkinan anak-anaknya kurus akan lebih besar lagi. Pertumbuhan anak bisa pula mengalami sedikit gangguan jika ia terserang penyakit (terutama penyakit kronis). Beberapa penyakit seperti demam, muntah, atau diare, umumnya juga akan menyebabkan penurunan BB sesaat.
Jangan lupakan juga asupan nutrisi. Pola makan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak. Baik kelebihan maupun kekurangan gizi sama buruknya. Sebaiknya mama mempelajari pola makan piramida makanan dan biasakan untuk menyediakan makanan sehat di rumah. Bagaimana dengan tinggi badannya? Tinggi badan anak tidak terpengaruh oleh penyakit yang sifatnya akut dan sekejap. Namun, bila pertumbuhan tinggi badannya tidak baik, bahkan sampai menyebabkan short stature (tinggi badan di bawah rata-rata) dan pertumbuhannya terhambat, harus dicari penyebabnya. Yang tersering adalah disebabkan infeksi kronis (infeksi saluran kemih), anemia (kekurangan zat besi), serta hal lain yang bisa menyebabkan gagal tumbuh (adanya kelainan di jantung, hormon, dan sebagainya).
Foto : Pixabay