P3K saat Berlibur
Tentu saja, Anda bisa mencegah datangnya kuman-kuman dan orang-orang yang mungkin menularkan anak saat berlibur. Caranya? Mencuci tangan setiap 20 atau 30 detik serta mensterilkan segala sesuatu yang Anda atau keluarga sentuh. Meski begitu, tetap saja Anda harus play safe dalam dunia nyata:
• Bawa tas berisi obat-obatan. Ini memang bawaan wajib setiap ibu. Umumnya sih, tas ini tak ubah lemari obat, karena berisi termometer, obat penurun panas, obat batuk, obat pilek, obat sakit perut, obat gosok, dan masih ada seabrek lagi. “Obat-obatan darurat musti lengkap. Paling tidak, saya bisa segera melakukan pertolongan pertama. Bila itu masih tidak cukup, tinggal beli di tempat tujuan,” kata Lia.
• Bawa nomor telepon dokter anak. Inra sempat kerepotan saat perut Rian tiba-tiba ngadat. Padahal, tas kecil berisi aneka obat-obatan jadi lengket dan berbau jeruk gara-gara botol obat batuk Niken pecah. Daripada penumpang pesawat protes, terpaksa deh tas tersebut dibuang. Jadi, Inra langsung menelepon dokter anaknya, “Dokter langsung memberi berbagai pilihan obat untuk Rian. Saya tinggal mencari obatnya di toko obat setempat. Saya beruntung karena perbedaan waktu antara Gold Coast dan Jakarta tidak terlalu banyak. Jadi, nggak ada masalah saat menghubungi dokter anak saya.”
Sedangkan, Antik membawa pula buku medis anak. “Untuk jaga-jaga saja. Kalau dibutuhkan, tinggal beritahu dokter di tempat tujuan,” katanya.
• Tanyakan pada resepsionis apakah ada dokter jaga yang bisa dihubungi. Dokter di hotel memang bisa jadi pilihan pertama untuk menolong anak. Paling tidak, Anda akan merasa aman sebab anak ditangani oleh ahlinya.
Sayangnya, fee dokter yang harus Anda tanggung sangat mahal. Lebih-lebih lagi, jika hotel pilihan Anda berbintang 5. “Kenapa tidak membuat Travel Insurance sebelum berangkat? Lumayan menekan biaya pengeluaran lho,” kata Laila.