Membicarakan Kematian Dengan Anak
Keluarga atau kerabat tentu punya keinginan untuk selalu melindungi anak kecil dari kesedihan atau kekecewaan akibat kehilangan. Akan tetapi, Anda tak selalu bisa melakukannya. Yang perlu Anda siapkan adalah bagaimana membantu mereka saat mereka kehilangan, baik hal kecil seperti alat tulis favoritnya, sampai hal besar yang sangat memengaruhi kehidupannya, sosok yang sangat ia cintai, orang tua, kakek-nenek, sepupu, teman, atau keluarga lainnya.
Chris Raymond, penulis tentang kehidupan di usia-usia akhir, kematian, dan pemakaman di www.funeralhelpcenter.com dari Wisconsin, AS mengatakan, “Banyak orang tua dan wali bertanya-tanya bagaimana mendiskusikan topik kematian dengan seorang anak.” Chris menyatakan bahwa beberapa orang tua atau wali membuat kesalahan saat menjelaskan tentang kematian kepada anak-anak.
Oleh karenanya, berikut adalah beberapa saran untuk membantu Anda menjelaskan tentang kematian kepada anak-anak menurut Chris:
Jujur dan Lembut
Anda mungkin tergoda untuk menggunakan istilah ‘lebih lembut’ ketika menjelaskan konsep kematian. Akan tetapi, Chris tegas mengatakan bahwa Anda harus menghindari penggunaan eufemisme, terutama dengan anak-anak berusia sekitar enam tahun atau lebih muda. Dengan demikian, menjelaskan kematian seorang kakek-nenek dengan memberi tahu seorang anak bahwa ia ‘tidur’ atau ‘bepergian jauh’, kemungkinan akan memicu pertanyaan tambahan, seperti "Kapan dia bangun?" atau "Kapan dia akan kembali?" Hal ini tentu membuat mereka berada dalam penantian panjang dan ujungnya dikecewakan, lantaran sosok tersebut tak pernah pulang.
Dengarkan dan Ajak Diskusi
Anak-anak sering kali merasakan lebih dari yang disadari orang dewasa. Dengan mendengarkan apa yang diketahui anak, maka Anda dapat mengajaknya berdiskusi tentang apa yang ia ketahui dari situasi tersebut dan dapat memberi penjelasan yang dirasa dibutuhkan atau mampu diserap oleh Anak.
Setelahnya, beri kesempatan kepada mereka untuk bertanya bila mereka merasa perlu. Anak-anak yang lebih kecil biasanya akan mengajukan pertanyaan yang bersifat praktis, seperti di mana orang yang dicintai sekarang. Anda bisa menjawab bahwa orang tersebut pergi ke surga. Jawab pertanyaan seperti itu dengan jujur dan sabar. Bersiaplah bila mereka mengajukan pertanyaan serupa di hari-hari berikutnya.
Tetap Memperhatikannya
Saat ada orang tercinta meninggal, orang tua dan orang dewasa pada umumnya sering terlalu fokus pada kesedihan kesengsaraan mereka sendiri. Mereka acap kali lupa bahwa anak-anak adalah versi mininya. Karena itu, sebagai orang tua, Anda harus menghindari memproyeksikan respons kesedihan Anda kepada anak, agar ia juga tak larut dalam kesedihan karena melihat Anda sedih.
Terlepas dari apa yang Anda rasakan, cobalah untuk tetap memperhatikan perubahan dalam suasana hati atau perilaku anak. Bila mereka mengalami masalah tidur, panic attack, kehilangan nafsu makan, atau keluhan penyakit fisik, hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa mereka tidak dapat mengatasi kehilangan secara efektif. Perbanyaklah untuk menghabiskan waktu bersamanya, seperti berpelukan, mengobrol, makan bersama, atau tidur bersama.
Baca juga:
Perkembangan Emosi Anak Balita
Menjelaskan Kematian Pada Anak
Tingkat Kematian Anak Indonesia Akibat COVID-19 Tertinggi di Dunia, Ini Pesan IDAI
Lela Latifa
Foto: Freepik
Topic
#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome