Main kotor,yuk!
Yang namanya kotor pasti identik dengan penyakit. Namun tidak jarang yang kotor-kotor justru menarik perhatian anak dan memancing mereka untuk menyentuh. Contoh, bungkus permen yang tergeletak di jalan, atau genangan air hujan di jalan depan rumah. Apalagi di usia 1-2 tahun mereka memang sedang berada dalam tahap eksplorasi lingkungan di sekitarnya, termasuk juga yang kotor-kotor. Tapi, jangan buru-buru melarang, lho! Memang yang kotor itu bisa berbahaya bagi kesehatan anak, tapi bisa juga bermanfaat jika kita tahu bagaimana cara mengarahkannya.
Banyak sekali hal positif yang bisa didapat anak dari bermain kotor. Jika Anda tidak terlalu sering melarang, anak akan tumbuh menjadi individu yang tidak mudah takut, percaya diri dan berani mencoba. Lantas apa lagi yang didapat anak dari bermain kotor? Ini di antaranya:
- Belajar mencintai lingkungan. Untuk mencintai, harus kenal dulu, kan?
- Belajar tentang tekstur (kasar-halus) yang sekaligus juga mengembangkan kepekaan indera peraba.
- Mengembangkan kreativitas lewat imajinasi dengan obyek kotornya. Misalnya, membuat rumah dari pasir, membuat kue donat dari tanah liat, dll.
Saat anak bermain kotor
Inilah yang bisa Anda lakukan ketika menemani anak bermain kotor:
- Awasi dan dampingi anak. Jangan tinggalkan ia main sendiri untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, seperti memasukkan tangannya yang kotor ke dalam mulut.
- Ikut bermain bersama anak sehingga akan ada manfaat lain yang Anda peroleh, yaitu kelekatan hubungan antara Anda dan anak.
- Arahkan aktivitas main kotor ini ke aktivitas yang juga bermakna, misalnya berkebun atau mencuci mobil bersama.
- Sediakan baju khusus untuk main kotor jika Anda khawatir dengan kondisi baju yang nantinya sulit dicuci karena terkena tanah.
- Bantu anak membersihkan tangan selesai bermain. Jika perlu, mandikan sekalian!
PAR 0208