Kenali Gejala Eksim pada Anak
Eksim merupakan reaksi alergi terhadap jamur yang berdiam dan menetap di kulit. Penyakit ini dapat diwariskan lewat gen orang tua. Apa gejalanya?
Berapa peluang anak Anda mengalaminya? Peluangnya sekitar 50-50, sama dengan alergi. Ini masuk akal mengingat eksim sesungguhnya adalah sejenis reaksi alergi. Namun, kondisi ini mengejutkan orang tua, terutama ketika tak satu pun orang tua mengalaminya. “Kecenderungan terhadap kondisi-kondisi alergilah yang diturunkan, serta bukan menderita alergi secara spesifik,” kata Howard Saal, M.D., direktur genetik klinis di Cincinnati Children’s Hospital Medical Center.
Namun, eksim memang memiliki sejumlah pemicu spesifik: Lingkungan yang dingin dan kering, begitu pula makanan-makanan penyebab alergi, seperti produk olahan susu dan telur. Stres juga memegang peranan: Ketika orang tua anak yang masih kecil bercerai atau berpisah, anak-anak mengalami peningkatan risiko terkena eksim hingga tiga kali lipat selama dua tahun berikutnya, menurut riset dari Technical University di Munich, Jerman.
Gejala yang harus diwaspadai Eksim cukup mudah dideteksi. Kulit yang kering dan gatal, atau ruam-ruam merah yang kasar biasanya muncul di pipi, siku bagian dalam, dan belakang lutut. Dan, ketika kondisinya parah (atau saat anak menggaruk dan terus menggaruk), Anda akan menemukan benjolan kecil berisi nanah. Dari berbagai kondisi alergi, inilah yang paling mungkin muncul pertama kali, bahkan saat ia masih bayi.
Yang bisa dilakukan Temui dokter untuk memastikan dugaan Anda dan menyusun perawatan secara rutin untuk mencegah kekambuhan. Biasanya, memanfaatkan pelembab (pilih yang bebas parfum dan zat pewarna) sepanjang waktu bisa membebaskan Anda dari kondisi tersebut.
Untuk meredakan gatal dan peradangan, dokter Anda mungkin meresepkan salep steroid. Bila upaya terbaik Anda gagal dan anak terus menggaruk tanpa henti hingga infeksi berkembang, inilah waktunya antibiotika untuk turun tangan.