Anda tentu senang saat anak meminta makan sendiri tanpa Anda tawari. Itu artinya ia sudah mengerti kapan ia butuh dan harus makan. Akan tetapi, menjadi berbeda ketika yang diminta selalu camilan yang menurut Anda kurang sehat lantaran mengandung banyak gula, garam, atau minyak. Nah, ini yang membuat Anda pusing. Perlukah Anda berkata “tidak boleh”?
Jennifer Baum, R.D., ahli diet dan nutrisi keluarga di Toronto, Kanada, mengatakan bahwa orang tua tak perlu mengatakan “tak boleh” kepada anak. Sebab, ketika ia dilarang makan sesuatu, ia akan belajar bahwa hal yang terlarang itu adalah sesuatu yang istimewa. Sehingga, ia akan terus penasaran dan bisa jadi memakannya diam-diam di luar pengawasan Anda.
Lebih dari itu, ketika Anda melarang anak untuk makan sesuatu, maka ia tidak akan belajar untuk menjadi pemakan intuitif. Anak-anak perlu dilatih untuk menjadi pemakan intuitif yang menyadari sendiri kapan mereka bisa makan dan harus berhenti, termasuk untuk camilan.
Berikut ini, Baum memberikan saran kepada orang tua tentang kalimat yang tepat untuk merespons keinginan balita mengemil, agar mereka tumbuh menjadi pemakan intuitif:
Saat Mereka Ingin Makan Kue
Daripada Mengatakan Ini |
Lebih Baik Katakan Ini |
- “Kamu hanya bisa makan kue kalau kamu sudah makan makanan utama.”
- “Sedikit saja, ya.”
- “Kue itu tidak sehat, banyak gulanya.”
- “Setelah makan kue, kamu hanya bisa minum air atau susu, tidak boleh minum jus kemasan.”
- “Makan terlalu banyak kue itu tidak baik buat kamu.”
|
- “Semuanya bisa makan kue setelah makan siang, ya.”
- “Ini potongan kue untuk kamu.”
- “Kue itu menarik ya, untuk merayakan sesuatu.”
- “Kamu ingin air atau susu setelah makan kue?”
- “Kamu tidak harus memakannya atau boleh berhenti makan kalau memang tidak menginginkannya.”
|
Saat Mereka Ingin Makan Es Krim
Daripada Mengatakan Ini |
Lebih Baik Katakan Ini |
- “Es krim itu nggak baik. Jadi kamu nggak boleh makan itu terlalu sering.”
- “Kamu harus makan makanan sehat dulu malam ini.”
- “Makan semua sayur di piringmu dulu, baru kamu boleh makan es krim.”
- “Oke, selamat dinikmati, karena kita tidak akan membeli es krim lagi setelah ini.
|
- “Es krim menarik, ya, untuk dimakan setelah makan.”
- “Wah, es krim bisa dijadikan penutup makan malam, tuh.”
- “Semuanya boleh makan es krim kalau mau.”
- “Ini enak, ya, kapan-kapan kita bisa makan lagi.”
|
Saat Mereka Ingin Makan Permen
Daripada Mengatakan Ini |
Lebih Baik Katakan Ini |
- “Permen itu tidak sehat.”
- “Aduh, permen terlalu banyak mengandung gula.”
- “Kamu cuma bisa makan dua biji saja, ya, malam ini.”
- “Jangan makan permen terlalu banyak, nanti sakit perut.”
- “Ambil sepuluh biji, ya, Mama akan menyingkirkan sisanya.”
|
- “Mama juga suka permen.”
- “Kamu bisa mencobanya.”
- “Kalau kamu ternyata tidak suka, kamu tidak harus memakannya.”
- “Perut ibu sakit kalau makan kebanyakan.”
- “Besok kamu boleh minta lagi.”
|
Saat Mereka Ingin Minum Susu Cokelat
Daripada Mengatakan Ini |
Lebih Baik Katakan Ini |
- “Susu cokelat itu terlalu banyak gulanya.”
- “Daripada susu cokelat, mending susu putih saja.”
- “Mama akan kasih susu cokelat kalau kamu sudah menghabiskan semua makananmu.”
- “Cepat banget minumnya. Beda dengan kalau kamu minum susu putih.”
|
- “Susu cokelat rasanya manis.”
- “Susu memang baik diminum setelah makan. Ya, kadang-kadang susu cokelat boleh juga.”
- “Pilih mana yang menurutmu kamu mau makan sebelum minum susunya.”
- “Apa yang kamu suka dari susu cokelat?”
|
Saat Mereka Ingin Minum Jus Kemasan
Daripada Mengatakan Ini |
Lebih Baik Katakan Ini |
- “Kita tidak membeli jus kemasan karena itu tidak sehat.”
- “Jus kemasan itu isinya cuma gula saja.”
- “Daripada minum jus mending minum air.”
- “Walau anak-anak lain minum jus kemasan, kamu tetap tidak boleh, ya.”
- “Minum jus kemasan terlalu banyak tidak baik untuk kesehatanmu.”
|
- “Kadang-kadang kita menikmati jus kemasan di rumah ini.”
- “Jus kemasan manis.”
- “Air itu pilihan terbaik untuk melegakan rasa haus.”
- “Kamu bisa minum jus kemasan juga seperti teman-temanmu.”
- “Kamu tidak harus menghabiskannya kalau tidak mau, ya.”
|
LTF
Foto: Freepik