Atasi Anak Tantrum di Mal
Memang menyebalkan melihat anak tantrum di tempat umum. Ini karena anak kurang mampu mengontrol keinginannya. Contoh, bila anak ingin dibelikan camilan ketika berada di supermarket, dan Anda menolak permintannya, sesungguhnya ia tidak tahu cara menekan keinginan kuatnya itu. “Anak menangis karena dua hal: bagaimana cara menghadapi rasa kecewa di tempat umum dengan pantas dan apa yang harus ia lakukan terhadap keinginan kuatnya itu,” jelas Sharon Silver, founder pelatihan ProActive Parenting.
Saat tantrum anak tidak bisa dicegah ketika berada di mal, hentikan siklusnya. Tinggalkan supermarket sejenak, titip kereta dorong belanja Anda pada satpam setempat selagi Anda mengajak anak keluar. Duduk bersamanya di luar supermarket atau di mobil, dan katakan, “Mama mau mendengarkan kalau kamu berhenti menangis.” (Sediakan satu buku atau majalah di mobil, Anda akan membutuhkannya selagi menunggu anak siap.) Bila anak sudah tenang, ajak ia berpikir ulang apa yang sudah terjadi (daripada mengguruinya): “Kenapa, sih, kita sampai harus meninggalkan supermarket? Bagaimana kita melihat barang-barang di supermarket? Apakah dengan tangan kita, atau mata kita?” Inilah yang dinamakan disiplin—Anda tidak menyakitinya, melainkan Anda mengajarinya hal baru, bukan hukuman.
Setelah diskusi dengannya, kembali lagi ke supermarket dan bantu anak mengendalikan keinginannya. Jelaskan padanya bahwa hari ini waktunya belanja kebutuhan keluarga, dan ia boleh mengambil ‘belanjaannya’ pada waktu tertentu (misal: hari ulang tahun, hari terakhir di kelas 2 SD). Dengan begini, anak belajar tentang ‘batasan’: keinginannya akan dipenuhi di lain waktu, tapi tidak dengan mengeluarkan tantrum.