6 Rambu Bermain Bagi Balita
Banyak orang tua paham pentingnya bermain. Dengan bermain anak dapat mengoptimalkan berbagai potensinya: motorik, imajinasi, bicara, berpikir dan keterampilan sosial. Agar semua manfaat penting itu didapatkan anak, pahami 6 rambu berikut:
1. Tepat memilih mainan
- Sesuai usia anak, dapat dilihat pada label kemasan mainan, biasanya ditulis dalam bentuk rentang usia. Misalnya 3 to 5 yrs. Ini mempermudah Anda mendapatkan mainan yang sesuai usia buah hati Anda.
- Aman, dengan kriteria: bebas bahan kimia berbahaya, tidak terlalu kecil sehingga mudah masuk ke dalam mulut anak, kuat dan tidak mudah hancur, mudah dibersihkan, tidak terdapat tali temali yang menjerat leher anak, tidak mengandung lubang yang dapat memerangkap bagian tubuh anak dan tidak tajam.
- Variatif, tak hanya mainan edukatif. Anak perlu dibiarkan memainkan apa saja yang menarik perhatiannya. Misalnya botol-botol bekas shampo, panci, sendok kayu dan sebagainya, sehingga anak bisa lebih spontan dan kreatif dalam bermain.
- Mainan elektronik bukan porsi terbesar karena dapat mengurangi minat si kecil pada alam dan mengurangi kesempatan bergaul.
2. Tepat waktu bermain
- Tidak sedang mengantuk atau sakit, karena disaat ini mereka sedang rewel, menuntut perhatian lebih dan tidak dapat menikmati permainannya.
- Rentang perhatian anak usia balita sekitar 5 – 30 menit untuk memainkan satu permainan sebelum beralih ke kegiatan yang lain. Untuk anak yang lebih kecil, rentang ini bisa lebih pendek. Bila anak mulai tampak bosan, tawarkan mainan lain atau kegiatan alternatif.
3. Tepat tempat bermain
- Bermain di dalam ruang tidak butuh tempat khusus. Bisa dimana saja, yang penting aman dari barang pecah belah, kabel listrik, tangga, kolam dan benda tajam.
Bayi sampai usia 18 bulan dapat diletakkan di playpen, bassinet atau boks khusus bermain untuk menjaga keamanannya jika Anda kadang-kadang harus meninggalkannya.
- Play ground dapat menjadi tempat pilihan untuk mengajak si kecil bermain di luar ruang. Periksa lebih dulu sarana bermain di play ground sebelum melepas si kecil bermain. Misalnya, pastikan catnya tidak mengelupas, tidak ada kerusakan pada tali ayunan, atau jungkat-jungkit yang nyaris patah.
Pilih sesuai usia anak, karena sarana bermain di play ground untuk batita ukurannya lebih kecil dibanding untuk anak yang lebih besar.
4. Tepat bimbingan
- Jangan menggurui. Misalnya, “Ini kalau pasir dituang maka roda akan berputar. Kalau tidak, roda akan berhenti.” Berperilakulah seolah-olah Anda juga baru soal itu itu dengan cara coba salah. Misalnya mengatakan, “Eh…lho kok rodanya berhenti ya kalau pasirnya habis? Kenapa ya? Yuk kita coba lagi!”
- Peka, kapan Anda perlu berkomentar, kapan membiarkan anak. Posisikan diri Anda seolah tak paham. Misalnya mobil-mobilan si kecil terendam pasir sehingga rodanya tidak bisa berputar, katakan, “Wah rodanya kok berhenti. Kenapa nih? Coba pasirnya kita singkirkan…. Nah, gini. Apa yang terjadi?”
- Biarkan anak bermain dengan caranya sendiri, karena bisa mengasah rasa ingin tahunya.
- Tak lepas dari pengawasan, bukan berarti selalu ntervensi.
Bila anak tak mau memainkan mainan yang sudah dibeli, jangan cepat menyerah dan berasumsi anak tidak suka mainan itu. Mungkin ia belum berminat dan belum menemukan cara bereksplorasi dengan mainan itu. Simpan dulu mainan itu, keluarkan lagi kapan-kapan.
5. Tepat melarang saat bermain
- Berbuat salah sekali-sekali saat bermain, boleh saja. Jangan terlalu banyak melarang. Jatuh misalnya, akan membuat anak lebih berhati-hati.
- Jika si kecil ingin melakukan sesuatu yang berbahaya, misalnya lompat dari atas lemari, alihkan ke kegiatan atau permainan lain.
- Sabar, saat menemani anak bermain. Beri penjelasan jika si kecil butuh, dan ajaklah mereka berdiskusi sesuai kemampuannya.
Merusak mainan, perlu dilarang. Memperlakukan mainan tidak semestinya, juga perlu ditegur. Tapi, hati-hati menerapkan hukuman. Penerapan yang salah, membuat anak akan mengulangi lagi.
6. Tepat jumlah
- Tidak ada ketentuan tentang jumlah mainan yang harus dipunyai anak. Yang penting, apakah mainan tersebut dapat dinikmati oleh anak.
- Semakin muda usia anak, semakin sedikit mainanya. Misalnya anak usia 1 - 2 tahun cukup dengan 2 mainan sekali bermain. Jika anak bosan, ganti dengan mainan atau kegiatan lain.
- Terlalu banyak mainan setiap kali bermain akan membuat perhatian si kecil terpecah, sehingga tidak fokus terhadap apa yang sedang dimainkannya.
- Belikan mainan baru jika anak tampak bosan dengan mainannya karena sudah sangat sering dimainkan berkali-kali. Pertanda, mainannya sudah tidak memberinya rangsang yang tepat bagi perkembangannya. Membeli mainan baru boleh saja jika orang tua merasa perlu memberi variasi.
Baca juga:
Ini Alasan Jangan Larang Anak Bermain Kotor
3 Ide Bermain dan Belajar dengan Anak
Foto: 123rf