6 Pedoman Orang Tua Latih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Balita
Anda pasti setuju bahwa mengasuh anak adalah pekerjaan yang tidak mudah. Apa yang Anda tanamkan padanya saat ini, akan berbekas dan ia bawa sampai masa dewasa kelak. Apa yang Anda pikirkan tentangnya hari ini bahkan juga bisa ia yakini sampai tua nanti.
Sayangnya, tidak ada sekolah menjadi orang tua yang mengajarkan tentang bagaimana mengasuh anak yang baik. Akan tetapi, ada satu hal yang perlu Anda perhatikan dalam mengasuh anak, yakni kesadaran emosional dan kemampuan untuk mengelola emosi. Mengajarkan emosi yang sehat untuk anak-anak akan menentukan kebahagiaan dan kesuksesan mereka di kemudian hari.
Sebuah studi panjang selama 19 tahun yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health menunjukkan bahwa keterampilan sosial-emosional anak pada usia 5 tahun dapat memprediksi kesuksesan pada usia 25 tahun, misalnya dalam menyelesaikan pendidikan tingginya dan mendapatkan pekerjaan.
Lalu, apa saja pedoman bagi orang tua untuk melatih kecerdasan emosional anak sejak dini? Susan Krauss Whitbourne, Ph.D., ABPP, pengajar Psychological and Brain Sciences di University of Massachusetts Amherst, AS, membagikan tipnya:
1. Merawat Diri
Tidak diragukan lagi bahwa menjadi orang tua adalah profesi terberat yang ada di dunia ini. Menghadapi manusia kecil memang butuh tenaga, hati, dan pikiran yang besar. Tak jarang Anda menjadi emosi atau kelelahan. Tapi, sangat penting bagi orang tua untuk mengutamakan merawat dirinya sendiri.
“Mereka memahami bahwa mereka perlu menjaga cangkir mereka tetap penuh, bahwa menekankan pada kesejahteraan mereka sendiri akan membuat mereka lebih sabar, ceria, dan energik,” ujar Susan. Oleh karenanya, orang tua perlu mencari cara untuk membahagiakan diri sendiri di tengah kesibukan mengurus anak. Melakukan hobi, me time sejenak, terhubung dengan teman, atau sekadar hand out sebentar dapat menjadi cara mudah untuk menjaga kewarasan. Prinsipnya, Anda baru bisa memberi cinta pada anak-anak jika diri Anda sudah dipenuhi cinta.
2. Fokus pada Koneksi
Membangun ikatan adalah hal yang harus dijadikan prioritas. Kehidupan modern yang serba sibuk bisa menjadi salah satu gangguan. Sesibuk apa pun orang tua yang cerdas, mereka pasti akan meluangkan waktu untuk 100% benar-benar hadir dan terhubung dengan anaknya. Mereka akan memperkaya ikatan mereka dengan anak-anak lewat momen-momen kecil yang dapat menciptakan kenangan khusus bersama. Rutinitas harian seperti membaca dongeng atau rutinitas mingguan seperti mengajak anak bersepeda di taman bisa menjadi kenangan spesial yang mereka bawa sampai dewasa.
3. Melakukan Emotional Coaching
Menurut Susan, membantu anak Anda mengidentifikasi dan memberi nama perasaan mereka adalah hal yang selalu dipraktikkan oleh orang tua cerdas. Ketika anak-anak mampu mengenali emosinya, mereka lebih mungkin untuk mampu mengendalikannya.
“Orang tua yang cerdas secara emosi tidak mengabaikan atau mengkritik perasaan anak mereka,” ujar Susan. Ia menambahkan, “Mereka memandang perasaan sulit anak-anak mereka sebagai kesempatan untuk berempati, terhubung, dan mengajar. Mereka memberdayakan anak-anak mereka untuk memikirkan strategi untuk mengatasi situasi yang sulit secara emosional.”
4. Mendisiplinkan untuk Mengajari, Bukan untuk Menghukum
Perlu diingat bahwa mendisiplinkan adalah mengajari anak tentang apa yang Anda harapkan dari mereka. Orang tua yang cerdas secara emosi berfokus pada membuat batasan atau aturan dan konsekuensi bila melanggarnya. Mereka membiarkan anak-anak belajar dari kesalahannya sendiri ketika melanggar batasan atau aturan yang sudah disepakati.
5. Fokus pada Upaya, Bukan Hasil
Orang tua yang cerdas akan membantu mengarahkan anak-anak dalam menetapkan tujuan mereka. Mereka sangat menghargai upaya yang dilakukan oleh anak-anak untuk mencapai target tersebut. Itu menjadi fokus yang lebih utama ketimbang hasil yang diperoleh oleh anak-anaknya.
6. Mencontohkan Nilai Keluarga
Masa balita adalah masa terbaik untuk belajar. Orang tua yang cerdas memanfaatkan masa ini untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam keluarga seperti kejujuran, kemandirian, empati, bersyukur, atau optimisme. Nilai-nilai tersebut mungkin sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata, akan tetapi bisa diajarkan dengan mencontohkannya langsung kepada anak-anak.
Baca juga:
7 Langkah Mengembangkan Kecerdasan Sosial Balita
7 Makanan Super untuk Tingkatkan Kecerdasan Anak
4 Tipe Orang Tua Dilihat dari Caranya Merespons Emosi Anak
Ajarkan Anak Berperilaku Tepat Sesuai Emosi
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK