3 Kategori Balita Ini Berisiko Jadi Picky Eater
Suasana di atas meja makan yang harusnya bisa menyenangkan justru berubah menjadi tegang ketika Anda mulai berseteru dengan si kecil. Terutama, saat Anda meminta—bahkan mendorong—si kecil untuk menghabiskan satu jenis makanan tertentu, namun ia benar-benar tak mau menggerakkan tangannya untuk mengambilnya. Apa yang terjadi di atas meja makan pun terasa seperti sengketa. Anda jadi sering bertanya-tanya sendiri apakah ia termasuk kategori picky eater.
Dr. Megan Honor Pesch, M.D., dokter pediatrik di Rumah Sakit Anak CS Mott, University of Michigan Medical School, AS, bersama rekan-rekannya membuat penelitian tentang kategori balita yang berpeluang menjadi picky eater. Penelitian yang melibatkan 189 anak di Michigan ini mengamati perilaku makan anak-anak dengan cara merekamnya.
Anak-anak di dalam penelitian ini diberi dua jenis sayuran: satu yang familiar, yakni buncis dan satu lagi yang kuang familiar, yakni artichoke. Para peneliti mengamati reaksi mereka yang terekam kamera, berapa banyak yang mereka makan, apakah mereka membuat komentar negatif, serta bagaimana mereka menilai makanan pada skala yang paling enak serta yang paling tidak enak.
Hasil penelitian ini menunjukkan 3 kelompok anak yang mungkin berkembang menjadi picky eater. Siapa saja?
-
Anak sulung
-
Anak dengan ibu yang lebih tua
-
Anak yang berada di keluarga dengan rutinitas yang lebih sedikit di sekitar waktu makan. Rutinitas tersebut meliputi berdoa, menyediakan kursi khusus anak, praktik menyajikan makanan, mengobrol setelah makanan, dan lain sebagainya.
Ubah Kemungkinan
Nah, apakah si kecil termasuk dalam tiga kategori ini? Anda harus segera mengambil tindakan sebelum terlambat. Sebab, Hildy S. Lipner, M.A., CCC/SLP., kepala pediatric speech pathology di Institute for Child Development, Joseph M. Sanzari Children’s Hospital, Hackensack University Medical Center, New Jersey, AS mengatakan bahwa menginjak usia 3 tahun, anak biasanya memiliki pola makan yang sudah mapan. Artinya, bila sampai usia 3 tahun mereka masih pilih-pilih makanan, maka besar kemungkinan mengembangkan budaya picky eating terus menerus.
Beberapa hal yang bisa dilakukan menurut Lipner antara lain:
-
Membangun kebiasaan
Bangun kebiasaan makan yang baik dengan cara selalu menyediakan beberapa makanan sehat di meja makan. Anda bisa menyertai makanan yang ia suka dan bisa diterima dengan makanan lain yang bisa ia coba.
-
Memberi makan di saat yang tepat
Apa pun alasannya, memberi makan anak saat mereka sedang tidak lapar adalah hal yang tidak tepat. Kondisi kenyang akan menggiring mereka untuk tidak memilih apa pun.
-
Hindari menekan
Semakin orang tua memberi tekanan langsung, semakin anak akan menunjukkan penolakan. Bersabarlah.
-
Coba terus
Anak-anak perlu mencoba sebuah makanan baru sebanyak 10-15 kali hingga memutuskan apakah mereka benar-benar tidak menyukainya.
Baca juga:
3 Kesalahan Orang Tua Yang Membuat Anak Jadi Picky Eater
Cara Terbaik Mengatasi Anak Picky Eater
Cari Penyebab Anak Picky Eater
Anak Picky Eater? Ini Solusinya!
Menggugah Selera Makan Si Picky Eater
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK