Menegur Kakak yang Kasar Pada Adik
“Lagi-lagi kamu bikin adikmu menangis. Kenapa kamu selalu kasar kepada adikmu? Adikmu, kan, masih kecil!”
Hati-hati dengan teguran seperti itu kepada anak, Ma! Meski Anda memang harus menegur, jangan berikan teguran yang berisi cap negatif kepada anak. Cap sebagai ‘penyebab adik menangis’ atau ‘kasar’ akan membuat anak akhirnya suka mengasari adiknya (walau awalnya ia tidak seperti itu). Itu yang kerap disebut self-fulfilling prophechy, artinya anak benar-benar mengambil peran seperti yang dituduhkan sebagai bagian dari pribadinya.
Nah, agar anak tidak terjerat dalam cap negatif, tugas Andalah untuk mendukungnya dalam peran-peran positif. Misalnya, “Kakak yang baik meminjamkan mainannya kepada adiknya. Anak-anak Mama selalu bersedia berbagi dan saling meminjamkan mainan.” Atau, “Seorang kakak pasti tahu cara meminta mainan yang baik kepada adiknya.”
Dengan cara itu, anak akan tahu apa yang Mama harapkan dari dirinya, tanpa memberi predikat negatif. Tanpa terkesan memaksakan, secara tak langsung Anda sekaligus telah mengajarkan kepadanya cara yang lebih baik yang seharusnya ia gunakan untuk menghadapi adiknya.
Foto: Foto Search