Hati-hati Mempermalukan Anak di Media Sosial
Mungkin Anda pernah melihat video seorang mama merekam anaknya sedang dipotong rambutnya model ‘mangkok terbalik’ di Facebook, kemudian menyebarkan rekaman tersebut secara online. Tindakan seperti ini cukup sering kita temukan di lini masa media sosial kita. Coba saja Anda cari di YouTube 'childshaming video', Anda akan temukan lebih dari 30.000 videonya. Beberapa orang menganggap video-video ini sebagai hiburan. Tapi, hati-hati Ma, menurut Dr. Gail Gross, Ph.D., Ed.D., M.Ed, orang tua tidak seharusnya mempermalukan anaknya di depan umum, khususnya secara online. “Orang tua sudah selayaknya menjadi sosok pelindung, lingkungan yang aman bagi anak, bukan justru memalukannya,” tegas Dr. Gross.
Ada beberapa hal yang harus Anda ketahui ketika Anda ingin atau sudah telanjur mempermalukan anak di dunia maya. Ternyata ada efek jangka pendek dan panjangnya bagi anak, seperti penjelasan Dr. Gross berikut ini. Dampak jangka pendek, tidak hanya berpotensi membuat anak trauma, namun, tindakan mempermalukan mampu membuat anak dalam bahaya. Pelaku pelecehan seksual dengan mudahnya mencari anak-anak yang tidak mawas diri dan tidak percaya diri lewat foto atau rekaman orang tua. Selain itu, anak-anak bisa rentan di-bully di sekolahnya, karena siapa saja dapat melihat video tersebut dan makin disebarkan secara online.
Sedangkan dampak jangka panjangnya, rasa percaya diri anak bisa berkurang akibat perilaku bullying teman-temannya. Selain itu, mempermalukan anak dapat merusak kepercayaan mereka pada Anda. Bagaimana jadinya bila anak menemukan rasa aman di orang lain, dan orang tersebut bisa saja orang yang salah. Tentu bahaya, bukan? Yang terakhir, dampaknya adalah masalah psikologi yang permanen pada anak. Masalah psikologis yang dimaksud ada pada tumbuh-kembang anak, kemudian stres berkepanjangan, yang nantinya memicu peningkatan keresahan dan depresi akibat dipermalukan semasa kanak-kanak.
Kesimpulannya, Dr. Gross sekali lagi mengingatkan, “Anak hanyalah seorang anak. Mereka tidak memiliki kemampuan mengelola emosi atau masalah selayaknya kita, orang dewasa.” Mengingat melindungi anak adalah tugas kita sebagai orang tua, maka yuk, mulai mengerem beberapa hal di media sosial yang bisa membahayakan anak kita. Termasuk, menyeleksi foto dan video anak yang diunggah ke media sosial.
(Hanna Manurung)
Foto: Foto Search