Ajarkan Anak Konsep Uang Sesuai Usia
Ajarkan Anak Konsep Uang Sesuai Usia
Mengajarkan konsep uang pada anak harus dilakukan sesuai tahapan usianya. Simak tip dari pakar keuangan dan penulis buku Beth Kobliner.
USIA 4
Balita siap belajar membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Saat Mama membawa si kecil pergi berbelanja, ajak ia melihat apa yang dapat dibeli dengan uang Rp 20.000 - misalnya tiga buah pisang atau sebotol saus tomat. Mana yang merupakan keinginan? Mana yang termasuk kebutuhan? Nah, Anda dapat melakukan hal ini juga saat berada di lorong camilan anak di mana ÔkebutuhanÕ sering kali diperdebatkan.
USIA 6
Si kecil mulai memahami konsep nilai uang dan perbandingan harga ketika berbelanja, terutama ketika ia mempunyai uang sendiri.
Jika si kecil mendapatkan uang angpao hari raya atau pemberian nenek ketika ulang tahun, biasanya ia tak sabar ingin membeli mainan yang telah lama diincarnya.
Maka, ini saat yang tepat untuk mengajarinya satu hal baru lagi. Ajak anak melihat mainan impiannya di toko online untuk mengetahui perkiraan harga. Jangan hanya berhenti pada satu toko, ajak ia berdiskusi mana harga yang paling murah dari beberapa tempat. Perhitungkan juga ongkos kirim bila ia memilih untuk membelinya secara online. Dan mungkin Mama bisa mengajaknya ke toko mainan dan membeli langsung jika ternyata harga yang ditawarkan sama.
USIA 8
Di usia ini anak mulai bisa menabung untuk membeli sesuatu.
Buka sebuah rekening tabungan khusus anak yang banyak ditawarkan oleh bank. Sebuah rekening di bank tentu terasa lebih keren dibanding menabung di celengan dan tentu membuatnya lebih bersemangat. Dorong ia untuk terus menabung, namun beri sedikit kebebasan padanya dalam menentukan kapan ia boleh menggunakan uangnya dan untuk keperluan apa. Ini adalah kunci untuk membangun tanggung jawab finansial pada anak.
USIA 11
Ajari pra-remaja Anda tentang bahaya memiliki utang kartu kredit.
Sebelum si kecil memiliki kartu kredit, Anda harus menjelaskan tentang risiko yang membayangi. Jelaskan dengan sederhana: penggunaan kartu kredit masuk akal hanya jika kita sanggup membayarnya setiap bulan sebelum jatuh tempo.
Jika kita menggunakannya untuk membeli barang-barang yang tak sanggup kita bayar, seperti yang dilakukan banyak orang, maka kita akan terjebak dalam utang besar dan bencana keuangan. Mama juga bisa menceritakan seorang teman (ganti namanya) yang terlilit utang kartu kredit. Dan jelaskan juga pada anak perbedaan antara kartu debit dan kredit.
Foto: TPG News