Sebagai ‘menteri keuangan’ keluarga, Mama selalu berusaha menghitung dengan cermat setiap pengeluaran. Dan rasanya ilmu ini
juga perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Salah satu cara agar anak dapat belajar mengelola keuangan adalah mengajarinya berbelanja hemat dengan memanfaatkan diskon.

Beberapa hal berikut perlu Mama perhatikan saat mengajari anak mengenai diskon atau promo:

JELASKAN MANFAAT MEMBELI BARANG SAAT DISKON
Anak bisa mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga yang lebih murah. Ia bisa menghemat uangnya untuk digunakan membeli barang kebutuhan lain. Anak juga bisa belajar melatih kesabaran. Misalnya, ia menginginkan mainan Lego terbaru. Jika membelinya saat baru keluar, tentu harganya akan lebih mahal. Minta ia menunggu beberapa bulan (sembari menabung!) sampai mainan tersebut didiskon oleh toko.

BERITAHUKAN KAPAN MUSIM DISKON KEPADANYA
Misalnya, saat tengah tahun, akhir tahun, atau menjelang hari raya. Toko-toko akan bersaing memberikan penawaran menarik. Ini saat yang tepat untuk membeli barang yang sudah diincarnya.

PASTIKAN BARANG YANG DIBELI MEMANG SESUAI KEBUTUHAN
Sepatu merek tertentu didiskon hingga 70 persen, namun tidak ada ukuran yang sesuai dengan kaki anak. Jangan memaksakan diri membeli barang yang memang tidak dibutuhkan hanya karena tergiur diskon semata.

CEK KUALITAS BARANG DAN BANDINGKAN DENGAN HARGA DI TEMPAT LAIN
Terkadang sebagai sebuah trik marketing, toko memberi diskon besar setelah harga barang dinaikkan. Atau menjual barang-barang yang masa kedaluarsanya sudah dekat dengan memberi label promo besar. Agar anak tidak menyesal, ajak ia mengecek lagi kualitas barang diskon tersebut dan harga aslinya di toko lain.

TIDAK SEMUA DISKON MEMBERI KEUNTUNGAN
Anak melihat Mama membeli tisu toilet dalam jumlah banyak saat promo buy one get one free. Jelaskan kepada anak bahwa kita tidak bisa menimbun semua barang diskon. Ada beberapa barang yang terasa lebih menguntungkan, jika dibeli dalam jumlah besar, yaitu barang-barang yang butuh persediaan banyak, misalnya deterjen, sabun, pasta gigi, tisu toilet dan sebagainya.

Foto: FOTOSEARCH