Akibat Perbedaan Pola Asuh Anak
Masalah biasanya akan timbul saat Mama dan Papa tidak memiliki kesepakatan nilai mana yang akan digunakan untuk membesarkan anak. Inilah yang kelak akan memberikan dampak negatif. Menurut Dinasti Widarsari, psikolog anak, perbedaan nilai serta cara asuh akan membuat anak kebingungan. Akhirnya, secara psikologis anak menyerap ketidakkonsistenan stimulasi, yang pada akhirnya bisa membuat anak secara emosional tidak stabil. Jika ini terjadi, apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua dan kakek neneknya?
“Orang tua dan kakek nenek wajib membahas masalah ini. Bicarakan terutama nilai yang ingin ditanamkan ke si anak seperti apa. Biasanya jika sudah terjadi kesepakatan di area ini, perbaikan kondisi lain akan mengikuti,” tuturnya. Pemberian batasan, lanjut Dinasti, perlu dilakukan. Namun dengan catatan, selama orangtua dan kakek-nenek sudah bisa selaras dalam menghadapi anak, batasan-batasan yang ada biasanya relatif tipis bahkan tidak ada.
Meski demikian, jika memang terjadi pola asuh bersama, atau "gotong royong" seperti kasus Anita dan Dewi, perlu dipahami dan disepakati bahwa bagaimanapun juga orang tua yang lebih memiliki wewenang dalam membuat keputusan terkait si anak. Kakek nenek harus bisa menghargai itu. “Di sini lah yang sering menjadi sumber konflik. Jika kondisi ini terjadi, memang mau tidak mau semua harus kembali lagi pada kesepakatan bersama dan pengertian masing-masing pihak yang kadang membutuhkan 'bantuan' pihak ketiga untuk meluruskan kembali kondisi yang terjadi,” tegas Dinasti.