Waspadai Sakit Perut pada Anak
Berikut penjelasan tentang FUNCTIONAL ABDOMINAL PAIN, salah satu jenis sakit perut yang perlu diwaspadai pada anak bersama dr.Fatima Safira Alatas, Ph.D, Sp.A, spesialis anak dari Divisi Gastrohepatologi Departemen ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo.
FUNCTIONAL ABDOMINAL PAIN (FAP)
Pada sakit perut fungsional ini anak merasakan sakit di daerah sekitar pusat, berlangsung terus menerus pada anak usia sekolah bahkan remaja. Sakit perut ini tidak berhubungan dengan keadaan makan, defekasi (BAB), atau menstruasi. Pada pemeriksaan, biasanya dokter juga tidak menemukan tanda-tanda pembengkakan, penyumbatan maupun infeksi (umumnya ditandai dengan demam atau rasa sakit).Jika ini yang terjadi, mungkin si kecil menderita sakit perut fungsional. Saluran cerna dianggap oleh beberapa peneliti merupakan otak kedua. Jika stres datang, perut Anda akan bereaksi. Selain stres, kemungkinan usus si kecil sensitif pada makanan yang mengandung gas dan pedas seperti cabai.
Diagnosis
Diagnosis sakit perut fungsional biasanya hanya dinilai berdasarkan riwayat penyakit (gejala klinis), pemeriksaan fisik, serta bila perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi kelainan pada darah, urin dan tinja. Namun, bila sakit perut disertai muntah, diare, diare berdarah, atau gejala lain yang mengacu pada alergi makanan dan Infl ammatory Bowel Disease (IBD),sejumlah pemeriksaan tambahan perlu dilakukan, seperti melakukan rontgen, USG atau endoskopi.
Penanganan
FAP ini hanya berlangsung beberapa menit, tidak lebih dari 1 jam. Meski demikian, tetap saja mengganggu aktivitas anak, terlebih jika kesakitan ini dirasakan pada waktu ia seharusnya
tidur. Anak bisa kurang istirahat, sehingga emosinya pun terganggu. Namun, pemakaian obat-obatan dibatasi untuk FAP. Orang tua lebih disarankan untuk membimbing anak mengenal makanan yang memicu FAPnya. Anak pun dikenalkan cara-cara mengatasi stres. Misalnya, dikenalkan terapi musik, jika ia perfeksionis diajarkan untuk lebih realistis, dan orang tua pun
jangan mematok harapan yang terlalu tinggi kepada anak.
Foto : TPG News