Perlukah Anak Vaksinasi Flu?
Di negara empat musim, flu bisa menjadi penyakit yang membahayakan. Karena itu, pemberian vaksin flu sangat disarankan. Di Indonesia sebaliknya tidak menjadi keharusan. Namun, bisa juga dilakukan untuk pencegahan.
Berdasarkan studi GHC, masyarakat Indonesia yang paling khawatir pada wabah flu adalah di Bandung (26%). Angka ini lebih tinggi dari Jakarta 17%, Surabaya 14%, dan Yogyakarta 13%. Anak-anak, terutama balita, termasuk dalam kelompok risiko tinggi mengalami komplikasi flu. Salah satu bentuk komplikasinya adalah bronchitis dan pneumonia, dan keduanya dapat menyebabkan kematian.
Vaksinasi flu ini tidak akan menyebabkan penyakit flu karena menggunakan virus mati yang tidak mengakibatkan infeksi. Penyuntikan vaksin membuat terbentuknya antibodi dalam tubuh kira-kira dua minggu setelahnya. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang digunakan dalam vaksin. Ada efek samping seperti rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan demam ringan. Itu wajar dan aman kok.
Kapan sebaiknya diberikan pada anak? Vaksinasi bisa diberikan sejak si kecil berusia 6 bulan dan sebaiknya diulang setiap tahun. Itu karena virus flu selalu berubah, bahkan tiap tahun selalu muncul virus baru. Vaksin flu juga diperbaharui tiap tahun sehingga tidak ketinggalan dengan kemunculan virus-virus baru.
Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa kekebalan tubuh (baik yang didapat akibat infeksi penyakit maupun melalui vaksinasi) terhadap virus akan berkurang seiring berjalannya waktu. Selain vaksinasi, apa lagi yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah anak dari virus? Menurut Dr. Dr. H. Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, anggota the Global Hygiene Council 2013 dari Indonesia, chief Infectious Diseases and Tropical Pediatrics Division Child Health Departmen FKUI RSCM Jakarta, salah satu cara mencegah penyebaran kuman dan virus adalah dengan mulai biasakan membersihkan dan menyemprotkan disinfektan secara teratur di rumah.