Efek Buruk Kebiasaan Mengisap Jempol
Kebanyakan mama resah melihat anaknya masih punya kebiasaan menikmati jari di dalam mulut.
Sebetulnya keresahan ini beralasan lho, karena kebiasaan mengisap jempol bisa memperlambat tercapainya kemampuan bicara. Nah, untuk menghilangkan kebiasaan ini, coba perhatikan apa yang boleh dan tidak boleh berikut ini:
LAKUKAN | HINDARI |
Batasi tempat untuk mengisap jempolnya, kalau yang biasanya boleh di mana-mana, sekarang hanya boleh kalau ia di dalam | Memaksanya untuk segera menghilangkan kebiasaan |
Memberi pujian ketika anak sedang tak mengisap jempol. | Memberi hukuman atau teguran justru ketika ia sedang mengisap jempol. |
Minta anak ‘melapor’ kalau ia sedang tak mengisap jempol (tentu saja agar mama bisa memberikan pujian). | Berusaha menangkap basah |
Ketika anak sedang sakit, anak boleh mengisap jempol karena mama menyadari, mengisap jempol menimbulkan rasa nyaman buat anak. | Apapun yang terjadi dan kapanpun, anak betul-betul tak boleh mengisap jempol karena mama yakin mengisap jempol adalah hal yang sangat negatif buat anak. |
Ketika melihat anak mengisap jempol, mama berusaha membuat anak sadar bahwa ia sedang mengisap jempol, “Nak, apa yang sedang kamu lakukan? Lakukan hal lain saja, yuk!” | Setelah proses mengisap jempol lewat, mama malah memberikan wejangan panjang lebar bahwa tadi anak mengisap jempol terus-terusan. |
Memakai tokoh favoritnya, “Lihat tuh, Miki Tikus tidak mengisap jempolnya, kan?” | Memberikan ramuan pahit atau plester di ujung jarinya. |
Banyak ahli bilang, kebiasaan mengisap jempol akan berkurang dengan sendirinya ketika usia anak sudah semakin besar. Apalagi anak juga mulai malu terlihat mengisap jempol oleh teman-temannya.
Nah, untuk mempercepat proses menghilangkan kebiasaan ini, lakukan saja apa yang disarankan di atas. Selamat mencoba!