Cara Alami Obati Pilek Anak
Tak cuma Indonesia yang kenal dengan obat-obatan tradisional. Di Amerika yang modern sekalipun, data American Academy of Pediatrics (AAP) menunjukkan ada 20 – 40 persen orangtua yang Memberikan obat tradisional kepada anak-anaknya. Banyak yang menganggap jika terlalu sering memberikan obat- obatan kimia, justru akan berefek negatif pada anak.
Anggapan ini dinilai salah kaprah oleh Prof. Dr. dr. Purwantyastuti, SpF(K), dosen sekaligus peneliti di Departemen Farmakologi & Terapeutik, FKUI, Jakarta. “Semua obat, baik yang alami maupun buatan pabrik, sama-sama memiliki kandungan kimia. Perbedaannya hanyalah yang satu alami, dan yang lainnya sintetis atau buatan. Tapi banyak juga, kok, obat buatan pabrik yang berasal dari tumbuhan. Contohnya kina dan aspirin.”
Meski bersifat alami, tetap ada hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan saat memberikan obat tradisional ini pada anak, Ma. “Karena tak memiliki dosis dan aturan pakai yang jelas seperti obat pabrik, maka obat alami sebaiknya digunakan sebagaimana nenek moyang kita dulu menggunakannya. Kalau disebutkan nenek kita menggunakan bawang merah satu siung, gunakanlah satu siung.
Jangan melebihkannya,” terang Dra. Katrin Basyah, MS, dari Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Departemen Farmasi. Atau, andalkan intuisi dalam hal ini! Misal untuk anak bayi, cukup gunakan satu siung bawang merah untuk dibalurkan ke tubuhnya. Sedangkan untuk anak yang sudah lebih besar, tambahkan menjadi dua siung. Begitu pun untuk obat yang diminum. Untuk ramuan yang menggunakan kunyit atau jahe, misalnya, cukup gunakan ½ atau 1 ruas jari.
Soal mengira-ngira takaran ini dilakukan oleh Elyda, mama dua anak dari Bekasi. “Saya biasa menggunakan ramuan kencur yang diparut, diperas, kemudian ditambah madu untuk mengatasi batuk. Untuk Ica (3), saya berikan hanya ½ ruas jari. Sedangkan untuk Barru yang lebih besar, saya berikan 1 ruas jari. Masing-masing saya berikan dua kali sehari.”
Anggapan ini dinilai salah kaprah oleh Prof. Dr. dr. Purwantyastuti, SpF(K), dosen sekaligus peneliti di Departemen Farmakologi & Terapeutik, FKUI, Jakarta. “Semua obat, baik yang alami maupun buatan pabrik, sama-sama memiliki kandungan kimia. Perbedaannya hanyalah yang satu alami, dan yang lainnya sintetis atau buatan. Tapi banyak juga, kok, obat buatan pabrik yang berasal dari tumbuhan. Contohnya kina dan aspirin.”
Meski bersifat alami, tetap ada hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan saat memberikan obat tradisional ini pada anak, Ma. “Karena tak memiliki dosis dan aturan pakai yang jelas seperti obat pabrik, maka obat alami sebaiknya digunakan sebagaimana nenek moyang kita dulu menggunakannya. Kalau disebutkan nenek kita menggunakan bawang merah satu siung, gunakanlah satu siung.
Jangan melebihkannya,” terang Dra. Katrin Basyah, MS, dari Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Departemen Farmasi. Atau, andalkan intuisi dalam hal ini! Misal untuk anak bayi, cukup gunakan satu siung bawang merah untuk dibalurkan ke tubuhnya. Sedangkan untuk anak yang sudah lebih besar, tambahkan menjadi dua siung. Begitu pun untuk obat yang diminum. Untuk ramuan yang menggunakan kunyit atau jahe, misalnya, cukup gunakan ½ atau 1 ruas jari.
Soal mengira-ngira takaran ini dilakukan oleh Elyda, mama dua anak dari Bekasi. “Saya biasa menggunakan ramuan kencur yang diparut, diperas, kemudian ditambah madu untuk mengatasi batuk. Untuk Ica (3), saya berikan hanya ½ ruas jari. Sedangkan untuk Barru yang lebih besar, saya berikan 1 ruas jari. Masing-masing saya berikan dua kali sehari.”