Manfaat Anak Belajar Sains
Mungkin masih banyak yang menganggap belajar sains identik dengan mata pelajaran IPA di sekolah, berhubungan dengan hafalan mati, rumus-rumus, dan hitungan yang panjang serta ribet. Bagi mereka yang tidak berminat, sains seringkali hanya dipandang sebagai mata pelajaran yang menyusahkan semasa sekolah, tidak menarik karena hanya menghafal dan menghitung tanpa tahu nantinya akan digunakan untuk apa.
Padahal, sains sebenarnya lebih dari sekedar mata pelajaran. Demikian menurut Dr. Neil de Grasse Tyson, direktur Hayden Planetarium di American Museum of Natural History New York, AS. “Sains memberikan ‘seperangkat alat’ untuk memahami bagaimana dunia di sekitar kita berjalan. Intinya, belajar sains bukanlah bertujuan agar anak nantinya menjadi seorang ahli kimia atau ahli astronomi (walaupun bagus juga kalau ia nanti menjadi ilmuwan), tapi lebih pada pemahaman bahwa sains itu selalu ada di mana-mana dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Belajar sains untuk anak bukanlah belajar secara textbook, dengan hapalan, rumus dan hitungannya. Bukan juga sekedar konsep atau pengetahuan. Berbekal rasa ingin tahu yang besar, anak bisa didorong untuk belajar sains dengan cara mengamati, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menyelidiki, mencatat ‘penemuan’ mereka, dan mengeksplorasi dunia sekitarnya untuk menemukan jawaban.
Jadi penekanannya adalah doing science, agar anak mampu berpikir dan bertindak secara logis. Keterampilan ini akan sungguh bermanfaat di kemudian hari karena walau kelak ia tidak berprofesi sebagai ilmuwan, keterampilan tersebut tetap bisa diterapkan dalam semua aspek kehidupan.
Foto : Getty Images