Gejala ADHD pada Anak
Anak terlalu aktif, bahkan cenderung agresif, apakah ini berarti gejala ADHD?
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas adalah gangguan di mana anak melakukan aktivitas yang sangat banyak, dalam situasi yang jelas tidak sesuai, tidak mampu menghentikan bila diperintahkan, sering hanya bisa melaksanakan tugas dengan kecepatan tertentu saja, dan memiliki masalah lain ( belajar, perilaku, dll).
Apa gejalanya? Secara umum, yang terlihat pada anak adalah ia mudah terganggu dengan gerakan atau suara yang tidak relevan. Anak tidak mampu memberi perhatian pada detil dan cenderung ceroboh. Selain itu, si kecil kurang mampu mengikuti instruksi dengan tuntas dan tepat.
Apa lagi? Anak sering kali menghilangkan atau tidak mampu mengingat benda-benda kecil, seperti mainan, pensil, buku, atau benda penting lain. Jika beberapa ciri tersebut terlihat pada anak dan perilakunya berbeda dengan anak lain seusianya, sebaiknya dibawa ke ahli.
Hanya dokter atau psikolog yang bisa menegakkan diagnosis. Asesmen dilakukan dengan memperhatikan riwayat perkembangan, asesmen psikologis, dan juga asesmen skolastik.
ADHD sulit dikenali pada anak usia kurang dari 3 tahun. Meski begitu, pada usia-usia awal, gejala yang bisa terlihat adalah ia memiliki temperamen yang sulit, menunjukkan aktivitas berlebih, pola tidur buruk, iritabel, sulit untuk ditenangkan (saat menangis), serta kemampuan mengontrol diri lebih lambat terbentuk.
Di masa sekolah, anak terlihat lebih rentan terhadap masalah akademis, perkembangan kemampuan mengendalikan diri lebih lambat daripada teman sebaya, dann juga masalah dengan perhatian terhadap detil. Anak menunjukkan toleransi terhadap frustrasi yang rendah. Tampak ingin cepat selesai, tidak tekun dan kecenderungan untuk mengalami kecelakaan dalam perilaku.
Penelitian menunjukkan, beberapa penyebab ADHD adalah kelainan pada struktur otak (aktivitas pada lobus temporal yang lebih kecil dan masalah neurotransmitter) dan genetik (50% anak ADHD memiliki orang tua dengan masalah yang sama). Bagaimana cara menanganinya? Psikoterapi, medikasi, konseling keluarga, dan pembentukan perilaku di sekolah oleh guru.
Narasumber: Psikolog Yapina Widyawati, MPsi.